PINRANG, MNC. – Harga gabah di tingkat petani dua belakangan ini mengalami penurunan sekitar Rp. 500.- perkilogram. Meski penurunannya masih relatif kecil, namun harga gabah tersebut cukupAi?? membuat petani di Kabupaten Pinrang, resah.
Seorang petani di Kampung Bua Kelurahan Manarang, Kecamatan Mattiro Bulu, KabupatenAi??Pinrang, Muslimin mengatakan, awal musim panen tahun ini harga gabah masih Rp. 5 Ribu perkilogram. “Namun dua hari kemudian anjlok menjadi Rp 4500 perkilogram”, kata Muslimin kepada MRRPOSnews com,Ai?? di sawahnya, Senin kemarin (26/3/18).
Tidak menutup kemungkinan, kata dia, harga tersrbut bisa saja anjlok lebih besar lagi mengingat sebagaian besar sawah saat ini, belum dipanen.
Petani kampung Bua lainnya,Ai?? Muhammad Ali menambahkan, dengan kondisi harga gabah seperti saat ini, maka petani akan tetap merugi sebab pengeluaran tetap lebih besar dibanding pemasukan. “Biaya operasi yang sangat besar, sementara harga gabah tidak menentu, bahkan malah turun”, ujar Ali.
Muhamnad Ali menjelaskan, pengeluaran petani saat turun sawah cukup besar. Untuk biaya pengolahan saja Rp. 1,5 Juta dan biaya tanam sekitar Rp1,5 Juta “Jumlah ini saja sudah Rp 3 Juta. Belum termasuk biaya pupuk dan pestisida”, jelasnya.
Apalagi, katanya, harga pestisida dan pupuk senantiasa naik dan tidak diiringi kenaikan harga gabah.”Jadi petani yang panen juga kadang tidak menikmati hasilnya”, tambah Ali.
Pihaknya berharap pemerintah Kabupaten Pinrang memperhatikan harga gabah sebab harga gabah itu tidak merata. Ada yang tinggi dan ada yang rendah.
Seharusnya, katanya, Pemerintah Daerah mengeluarkan harga satuan untuk gabah sehingga pembelian pedagang menjadi seragam. (Suardi/Ika)