MAKASSAR, MNC – Saat ini sistem digitalisasi tidak saja menyangkut proses pengolahan data atau administrasi siswa dan guru disekolah, namun lebih dari itu. Sistem digitalisasi telah merambah pada kantin sekolah.
Sistem digitalisasi dalam pengelolaan kantin ini mengadopsi sebuah sistem pemesanan makanan secara online dengan menggunakan aplikasi.
Berkaitan dengan itu, SMP Negeri 3 Makassar meluncurkan Smart Kantin atau kantin berbasis digital.
Pengelolaan Smart Kantin SMPN 3 menggunakan Aplikasi dinamai Spentig Smart Kantin.
Aplikasi ini digunakan para siswa, guru dan pegawai disaat ingin memesan atau membeli makanan di kantin sekolah melalui aplikasi.
Kepada UPT SPF SMPN 3 Kaswadi mengatakan, inti dari kantin berbasis digital adalah sistem transaksi dan belanja itu tidak seperti dulu. Siswa dapat memesan makanan secara digital dari rumah. Siswa bisa memesan di malam hari maupun di pagi hari.
SMPN 3 Makassar melakukan terobosan dengan mengelola Smart Kantin Berbasis Sistem Digital
“Nantinya penyedia makanan (penjual) akan membawa makanan dari rumah sesuai pesanan siswa melalui aplikasi. Jadi tidak ada lagi penjual tinggal memasak di sekolah dan menunggu jajanannya di sekolah,” kayanya saat ditemui dikantornya, Senin (8/8/2022).
Dalam pengelolaan Smart Kantin berbasis digital ini kata Kaswadi makanan dan minuman yang akan di pesan atau disajikan kepada siswa sebelumnya telah dilakukan sterilisasi segi kesehatan. Pihaknya menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Dinas Kesehatan untuk melakukan pemeriksaan.
Screening terhadap berbagai makanan dari penyedia di lakukan sebagaimana prosedur agar makanan yang di distribusikan kepada siswa kondisinya aman, sehat dan higienis.
Kepala sekolah pengerak ini berpandangan, tujuan beralih ke sistem berbasis digital merupakan turunan program digitalisasi sekolah dan penerapan sistem digitalisasi ini juga sebagai salah satu ciri khas sekolah penggerak.
Dengan pengelolaan smart kantin akan menciptakan menu jajanan yang higienis dan sehat dan sesuai pembelajaran yang teratur. Kemudian kepada semua penjual harus melek teknologi.
“Belum ada sekolah yang menerapkan seperti itu. Jadi ini salah satu terobosan dan inovasi kita,” ucapnya.
RURI/MNC