SIDRAP, MNC – Dalam dunia pendidikan, hal yang perlu juga diperhatikan salah satunya tentang kebersihan, kenyamanan, keindahan sekolah yaitu dengan adanya pagar sekolah. Serta sarana Olahraga maupun pembangunan Mushollah dan sarana lainnya.
Apabila unsur yang ini tidak terpenuhi. Suasana belajar mengajar, kemungkinan kurang kondusif atau pemikiran negatif terhadap masyarakat dengan tidak adanya pagar sekolah. Hal ini terjadi pada SMK Negeri 6 Kabupaten Sidenreng Rappang (SIdrap) Sulsel.
Raja Sulaeman, S.Pd, MM, Kepala Sekolah SMK Negeri 6 Sidrap di Dusun Bottolita, Desa Bulucenrana, Kecamatan Pituriawa Kabupaten Sidrap yang dimutasi kurang lebih tiga bulan ini mengungkapkan pekan lalu bahwa, yang menjadi program utama sejak diberikan amanah disekolah ini adalah pagar sekolah kurang lebih 600 meter, lapangan olah raga dan tambahan WC siswa, karena saat ini hanya satu Toilet yang ada.
Kepsek mengutarakan bahwa, kini membina siswa (i) sebanyak 155 orang, dan Ruang Kelas Belajar (RKB) sebanyak 15 Kelas dan memiliki lima (5) keahlian/jurusan antara lain, Jurusan Otomotif, Tehnik Pengizinan, Body, Tehnologi Pangan. Serta Tata Busana. Dengan tenaga guru sebanyak 32 orang, dan hanya memiliki 4 Guru ASN, 21 Guru P3K dan 7 Guru Honorer.
Lanjut dikatakan Raja Sulaeman, yang menjadi alasan agar pagar sekolah sangat dibutuhkan untuk dibangun, karena dikwatirkan jangan sampai terjadi gangguan Kamtibmas, sebab kelengkapan/alat setiap jurusan itu sangat mahal harganya. Begitu pula sarana lapangan olah raga yang menggunakan Vafing blok juga sangat dibut uhkan. Serta Mushollah sebagai tempat Ibadah Guru dan Siswa, guna meningkatkan Akhlak dan Moral Disamping itu juga harus ada tambahan WC siswa, sebab kewalahan bila hanya satu WC siswa,
“Bagaimana Siswa/i nyaman belajar, apabila tidak ada pagar sekolah, belum lagi masalah jalan yang masuk kesekolah juga becek (berlumpur) jika hujan deras. Olehnya itu kami mengharapkan kepada pemerintah Kabupaten Sidrap dan Provinsi Sulawesi Selatan, untuk memberikan bantuan, agar proses belajar mengajar bisa kondusif, “pintanya.
(GAZALI RASYID/MERPOS)