PAREPARE, MERPOS — Bakal Calon Wali Kota Parepare, Ir H Muhammad Zaini (MZ) terus melakukan blusukan dan Tudang Sipulung bersama masyarakat. MZ menyasar seluruh kelurahan, mulai masyarakat perkotaan hingga masyarakat di daerah pelosok Parepare.
Selain memperkenalkan diri untuk maju di Pilkada Parepare 2024, MZ juga mendengarkan langsung apa yang selama ini menjadi keluhan warga, kebutuhan yang diinginkan warga, termasuk usulan pembangunan kedepan.
Semua aspirasi, mulai dari keluhan hingga usulan pembangunan dicatat oleh Tim MZ Temanta’ dan akan dimasukkan ke dalam visi misi MZ untuk dilaksanakan apabila dirinya terpilih sebagai Wali Kota Parepare 2024-2029.
MZ mengakui, hampir di semua tempat yang ia datangi, rata-rata masyarakat mengeluhkan soal bantuan yang dinilai tidak tepat sasaran. Termasuk masih adanya pembangunan yang dinilai tidak tepat sasaran dan terkesan mubazir karena dianggap tidak sesuai kebutuhan masyarakat.
Seperti halnya saat MZ menggelar Tudang Sipulung bersama warga RT 3 RW 5, Jalan Swaka Alam Lestari, Kampung Minrulangnge, Kelurahan Bumi Harapan, Kecamatan Bacukiki Barat, Parepare, Kamis (1/8/2024) malam, salah seorang warga setempat, Alimin, meminta kepada MZ apabila terpilih sebagai Walikota agar memperhatikan persoalan bantuan.
“Mudah-mudahan kalau beruntung menjadi Walikota ki’, tolong diperhatikan persoalan bantuan. Ada warga di sini, orang tua, janda tidak dapat bantuan,” pinta Alimin.
Ketua RT 3 RW 5, Kampung Minrulangnge, Hj Irma, mengeluhkan selokan buntu dan jalan rusak yang minim perhatian.
“Kalau bisa diperbaiki saluran air warga, kurang lebih 60 meter. Ada juga jalan yang rusak kurang lebih 50 meter, karena banyak warga,” harapnya.
Di tempat terpisah, MZ juga mendengarkan curhatan keluhan beberapa warga Kampung Lamaubeng, Kelurahan Lompoe, Kecamatan Bacukiki, saat menggelar Tudang Sipulung pada Rabu (31/7/2024) malam, di rumah tokoh masyarakat Lamaubeng, La Maming alias Pak Kepala.
“Ada warga kami di daerah belakang Akbid, selalu dijanji sudah lima tahun. Karena rumahnya di belakang, sehari-harinya dia harus jalan lewat di atas selokan, motornya hanya disimpan di jalan depan,” ungkap Hj Lela, warga Lamaubeng.
Ketua RW 8 Lompoe, juga mengeluhkan kekurangan lampu jalan dan lampu lorong di daerahnya. “Kalau kita ke masjid hendak salat subuh, itu gelap. Lampu lorong banyak dulu diukur tapi belum ada sampai sekarang,” katanya.
Sementara Abdullah, Warga Timurama, mengaku meski tidak mendapat undangan, dia bersemangat hadir di acara Tudang Sipulung MZ karena mengagumi MZ sosok sederhana, dermawan dan merakyat.
“Insya Allah (MZ) Wali Kota Parepare 2024-2029. Semoga nanti bisa meningkatkan perekonomian masyarakat Lamaubeng. Dulu masyarakat Lamaubeng terkenal dengan madunya. Produksi madu di Lamaubeng tidak sama lagi dengan yang dulu. Kami minta warga dibuatkan budidaya lebah, mencari tempat menyiapkan itu,” harapnya.
Merespons curhatan terkait beberapa persoalan yang dikeluhkan warga, MZ menegaskan apabila diberi amanah menjadi Wali Kota Parepare, dia akan menjalankan program kerja skala prioritas berbasis masyarakat. Artinya, kata dia, bukan hanya sebagian tapi semua yang menjadi hak masyarakat akan diberikan secara cuma-cuma alias gratis sesuai aturan yang berlaku. Kebijakan soal pembangunan harus melibatkan masyarakat.
“Kalau yang mau dikasih ki’ gratis paling 10-an poin. Saya Insya Allah kalau memang itu hak masyarakat dan untuk kepentingan orang banyak sesuai dengan aturan-aturannya, Bismillah ku gratiskan semua ki’,” tegas MZ.
MZ menerangkan, jika ditakdirkan menjadi Walikota, semua perencanaan-perencanaan pembangunan di Kota Parepare itu harus dimulai dari masyarakat dan kembali ke masyarakat.
“Saya mau lihat masyarakat Parepare jangan jadi penonton di kampungnya, jadi ki’ pemain. Tidak ada kepentingan saya di situ, semua untuk masyarakat. Sama dengan di pasar Lakessi kemarin, saya blusukan, dialog juga. Ada yang tanya, pak haji kalau jadi Walikota apa yang akan kita bangun di pasar? Ya sesuai dengan niat saya, sesuai dengan karakter saya, saya bilang jujur-jujur saja, bahwa saya kalau ditanya begitu tidak ada yang bisa saya bangun di sini (Pasar Lakessi). Kenapa? Karena kalau saya disuruh membangun, bisa saja saya janji kita membangun ini, nanti tidak sesuai dengan peruntukannya. Nanti saya bangun sesuai dengan keinginan saya, apalagi kalau ada yang bisik-bisik tidak ada yang diuntung kalau bangun ini,” paparnya.
“Insya Allah kalau dikasih amanah untuk mengeluarkan kebijakan, apa yang masyarakat butuhkan, sepakat ki’ kalau itu yang terbaik sampaikan ke saya lalu dikerjakan/dibangun. Supaya tidak ada nanti pembangunan yang salah sasaran. Lihat meki’ banyak itu yang mubazir-mubazir. Itu karena membangun berdasarkan keinginan, mungkin ada kepentingan di situ,” pungkas MZ. (*)