PAREPARE, MERPOS – Kepala Bappeda Kota Parepare, Zulkarnaen Nasrun menjadi narasumber pada sosialisasi Persiapan Penyusunan Visi, Misi dan Program Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Parepare Tahun 2024 di Hotel Kenari, Kota Parepare. Senin (5/8/2024).
Kegiatan itu diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Parepare, yang dihadiri oleh sejumlah perwakilan Partai Politik di Kota Parepare.
Kepala Bappeda Kota Parepare, Zulkarnaen Nasrun dihadapan peserta mengulas tentang Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Parepare 2025-2045.
“Penyusunan RPJPD ini kami sudah mengumpulkan data dari 10 tahun lalu. Sudah melalui Musrenbang. Sudah melalui proses di tingkat Kota, Provinsi, dan Kemenkumham. Juga sudah disinkronkan di tingkat pusat dimusrenbangkan,” kata Zulkarnaen.
Zulkarnaen mengemukakan, penekanan RPJPD ini mau diarahkan ke mana Parepare 20 tahun ke depan. RPJPD ini terpilah menjadi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), untuk jangka waktu lima tahun. Karena itu, visi misi dan program Calon Wali Kota harus selesai dalam bentuk RPJMD, yang diimplementasikan selama lima tahun masa jabatannya jika terpilih. “Jadi kita kunci siapapun Wali Kotanya tidak lepas dari RPJMD,” tegas Zulkarnaen.
Zulkarnaen mengingatkan tentang permasalahan pembangunan jangka panjang di Parepare, di antaranya masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat, masih rendahnya kualitas pendidikan dan pemerataan akses pendidikan, belum optimalnya peningkatan produktivitas dan lemahnya dukungan IPTEKIN, dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Kemudian masalah lain, belum optimalnya penerapan Sistem Ekonomi Biru dan Ekonomi Hijau, stagnasi angka kemiskinan, belum optimalnya daya saing digital, belum optimalnya integrasi ekonomi domestik dan global.
Itu ditambah masih lemahnya peran perkotaan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, serta tata kelola pemerintahan yang masih belum terintegrasi, adaptif dan resposif terhadap perubahan.
Zulkarnaen menekankan, hal yang mendesak perlu dipikirkan oleh para calon dalam menyusun programnya, dan menjadi tantangan Parepare ke depan adalah masalah persampahan dan air minum.
“Karena TPA tidak boleh lagi ditambah luasannya. Yang boleh dilakukan adalah mengelolah dan mengurai sampah atau TPS3R. Jadi semakin sedikit sampah ke TPA, lebih banyak yang dikelola atau diurai oleh masyarakat. Demikian juga dengan air, ke depan bukan lagi air bersih tapi air minum. Yang berarti kualitas airnya sudah semakin baik,” tandas Zulkarnaen. (*)