SINJAI, MERPOS – Upaya Pemerintah Kabupaten Sinjai melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), dalam menangani kasus stunting terus berjalan sesuai langkah dan tahapan penanganan stunting.
Kegiatan itu digelar di Aula Pertemuan Wisma Sanjaya Rabu (11/9/2024), DP3AP2KB Sinjai melaksanakan Diseminasi Hasil Audit Kasus Stunting (AKS), yang dihadiri sejumlah pihak terkait termasuk Kepala Kominfo dan Persandian Dr. Mansyur.
Audit dilakukan untuk menyampaikan hasil kajian tim Audit, untuk kemudian memperoleh rekomendasi dalam bentuk rencana tindak lanjut.
Kepala DP3AP2KB Sinjai, Janwar
menegaskan pentingnya evaluasi ini, untuk menilai hasil kajian Tim Audit Kasus Stunting dan menyepakati langkah intervensi terhadap temuan kasus stunting.
“Pertemuan ini untuk memahami dan menyepakati bersama hasil temuan terkait sasaran risiko stunting. Harapannya, semua perangkat daerah yang bertanggung jawab dalam penurunan stunting bisa melakukan intervensi efektif terhadap kasus -kasus yang telah diidentifikasi,” ujar Janwar.
“Rekomendasi yang dihasilkan juga nantinya akan menjadi acuan bagi perangkat daerah terkait, untuk merumuskan langkah intervensi spesifik dan sensitif dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting di Kabupaten Sinjai,” lanjutnya.
Meskipun intervensi serentak telah dilakukan pada bulan Juli 2024, namun kata dia temuan terbaru dari identifikasi lapangan masih menunjukkan adanya keluarga berisiko terkena stunting. Hal ini menjadi perhatian serius bagi seluruh pemangku kebijakan di Kabupaten Sinjai.
“Harapan Pak Pj Bupati sebenarnya tidak ada lagi temuan kasus baru setelah intervensi serentak pada bulan Juli. Namun, hasil identifikasi di Lapangan menunjukkan masih ada keluarga berisiko. Oleh karena itu, kita mengajak semua perangkat daerah untuk duduk bersama membahas langkah-langkah intervensi yang lebih efektif,” tambah Janwar.
Ia juga menekankan bahwa kolaborasi dan kerja sama lintas sektor, sangat diperlukan untuk memastikan penanganan stunting tidak hanya bersifat seremonial, tetapi berkelanjutan dan berdampak nyata.
Sebab, dengan koordinasi yang baik, diharapkan temuan kasus baru bisa ditekan dan masyarakat Sinjai semakin terbebas dari ancaman stunting.
Apalagi diketahui, pencegahan stunting merupakan salah satu prioritas utama dalam program pembangunan kesehatan, mengingat dampak jangka panjangnya terhadap kualitas sumber daya manusia. (SUPRIADI/MERPOS)