SINJAI, MERPOS – Pj Bupati Sinjai, Andi Jefrianto Asapa memantau langsung pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM), yang digelar di halaman Kantor Dinas Ketahanan Pangan Sinjai, Selasa (19/11/2024).
Langkah ini merupakan salah satu strategi pemerintah daerah dalam mengendalikan inflasi, khususnya di sektor kebutuhan pokok masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Pj Bupati menyampaikan bahwa, Gerakan Pangan Murah adalah upaya nyata pemerintah daerah untuk membantu masyarakat mendapatkan bahan pokok dengan harga terjangkau.
“Kegiatan ini menjadi solusi jangka pendek dalam menjaga stabilitas harga, terutama menjelang akhir tahun yang biasanya diikuti lonjakan kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Berbagai kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, gula pasir, telur, hingga cabai dan bawang merah tersedia dalam GPM dengan harga lebih rendah dari pasar.
Program GPM ini dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan, Bekerjasama Dinas Ketahanan Pangan Sinjai dengan melibatkan Bulog, distributor lokal, serta pelaku usaha di Sinjai.
“Kami juga mengajak masyarakat untuk terus mendukung program ketahanan pangan lokal, salah satunya dengan memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam kebutuhan pokok. Ini akan membantu mengurangi ketergantungan terhadap bahan pangan luar daerah,” Tambah Andi Jefrianto.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sinjai, Andi Himawan menjelaskan bahwa kegiatan ini akan dilaksanakan secara bertahap.
Untuk tahap pertama digelar di Halaman Kantor Dinas Ketahanan Pangan Sinjai, Kemudian tahap kedua dijadwalkan pada 25 November 2024 di Pelataran Mesjid Agung Nujumul Ittihat Cakkempong Sinjai, dan di Alun – Alun Sinjai Bersatu pada 3 Desember 2024.
“Harapannya, Gerakan Pangan Murah ini tidak hanya memberikan dampak ekonomi, tetapi juga mendorong kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan pangan,” jelasnya.
Sejumlah warga yang hadir mengaku terbantu dengan adanya program ini.
“Harga di sini jauh lebih murah dibanding di pasar. Kami berharap kegiatan seperti ini sering dilakukan,” ungkap seorang ibu rumah tangga yang enggan disebut namanya. (HMS/SUP)