PINRANG, MNC. – Demi membangun jalan setapak untuk lingkungan, Kepala Desa Bungi, Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang dituding menyerobot tanah warga tanpa permisi kepada pemiliknya, Syamsuddin.
Korban proyek jalan setapak tersebut, Syamsuddin, seorang pensiunan TNI kepada MERPOSnews.com mengaku sangat memahami proyek untuk kepentingan umum bagi warga Dusun Banteng Maluku. Tetapi yang saya sesalkan cara kerja pelaksana proyek itu yanng main serobot saja tanpa musyawarah dengan pemilik lahan.
“Sekiranya Saya tidak menghargai Camat Duampanua Zulkarnaen yang akan mencari solusinya, maka masalah ini sudah saya laporkan ke Polisi,” ujar Syamsuddin.
Menurut Syamsuddin, meskipun pemerintah mau membangun apa saja silahkan. “Tetapi jangan dengan kekuasaan menyerobot tanah milik warga. Padahal warga seharusnya diajak musyawarah,” kesal Syamsuddin.
“Saya hormati pak Camat Zulkarnaen yang masih peduli warganya membantu mencarikan solusinya. Tapi kalau hal ini berlarut-larut, terpaksa saya tempuh jalur hukum dengan melaporkan oknum Kepala Desa bersama kedua pelaksana proyek jalan lingkungan tersebut kepada pihak berwajib,” tegas Syamsuddin.
Kepala Desa Bungi Andi Basuki dan Sekcam Duampanua Pinrang Sudirman yang dikonfirmasi lewat selulernya, Selasa kemarin (22/5/2018) hingga kini belum ada jawaban.
Namun, Camat Duampanua Kabupaten Pinrang Zulkarnain, membenarkan adanya laporan warganya yang mengklaim diserobot tanahnya oleh dua pelaksana proyek jalan setapak (lingkungan) yang dibiayai debfan Anggaran Dana Desa (ADD), di Dusun Bajeng Kaluku, Desa Bungi.
“Iya dalam waktu dekat ini, ada pertemuan dengan masyarakat (pelopor), Kepala Desa Bungi dan Lingkungan untuk mencari solusi terbaik agar proyek yang juga untuk kepentingan masyarakat dapat ditemukan solusinya,” jelas Camat Duampanua kepada MERPOSnews.com yang secara kebetulan jumpa di salah satu warkop, usai sholat Tarwih, Rabu malam (23/5/2018).
Namun demikian, mantan camat Lembang ini, menyayangkan bila tidak diadakan pertemuan dengan warga sebelum dikerjakan proyek ini. Jadi jalan terbaik, kata Zulkarnaen, masalah ini harus dimusyawarahkan guna mencari solusinya. (Aswar Azhar/ika)