MAKASSAR, MNC — Jangankan setengah menit (30 detik), lengah 20 detik saja itu akibatnya bisa fatal, karena bisa menyebabkan gawang kebobolan. Lebih kurang seperti itulah pandangan dan analisa pelatih PSM, Milomir Seslija mengevaluasi penampilan PSM ketika melawan Bhayangkara FC. Dimana PSM tumbang dengan skor, 0 – 2.
Usai laga terakhir seri 2 dengan Bhayangkara FC, PSM balik ke Makassar. Waktu jedah tersebut dimanfaatkan Laskar Juku Eja untuk recovery sekaligus menggelar latihan, menyikapi hasil evaluasi tim pelatih selama tampil di seri 1 maupun seri 2 liga 1.
Sesuai jadwal BRI Liga 1 2021, laga perdana seri 3 atau pekan ke-12, PSM akan berhadapan dengan PSS Sleman. Laga akan berlangsung, Kamis, (18/11/2021), pukul 21.30 Wita. Pasukan Elang Jawa, julukan PSS, tidak bisa dipandang sebelah mata oleh Wiljan Pluim dan kawan-kawan.
Sejak ditangani Dejan Antonic, pelatih asal Serbia, PSS memperlihatkan progres. Apalagi, sejumlah pemain pilarnya saat ini mantan pemain timnas senior seperti Irfan Bachdin dan Kim Jeffrry Kurniawan. Termasuk, Irfan Jaya, pesepakbola asal Sulsel yang kini menjadi salah satu pilar timnas senior dan yang lainnya. Sedangkan legium asingnya, Aaron Evans asal Australia dan Mario Maslac dari Serbia.
Milo, panggilan singkat pelatih PSM mengatakan, saat ini ia lebih fokus membenahi kelemahan tim, utamanya masalah konsentrasi dalam bermain. “Pemain sering kehilangan fokus dan berbuat kesalahan yang tidak perlu terjadi. Kalau kita membuat kesalahan dalam 20 detik saja akibatnya bisa fatal, ” ujar Milo usai sesi latihan di Lapangan Bosowa Sport Centre, Jl Teuku Umar, Makassar, Kamis, pekan lalu.
Pelatih asal Bosnia Herzegovina itu kepada awak media membeberkan analisanya ketika PSM kalah melawam Bhayangkara FC. Dikatakan, PSM saat itu tampil dominan dan mendapat banyak peluang tapi gagal menjadi gol. Sebaliknya, katanya, Bhayangkara FC kurang peluang, tapi justru menciptakan 2 gol akibat kesalahan tidak perlu yang dilakukan lini belakang PSM. Namun, peracik PSM itu mengakui apapun kelemahan ataupun kesalahan yang terjadi akan dijadikan pelajaran dan bahan evaluasi.
Milo menegaskan, tidak perlu larut dan terus mempermasalahkan itu. Dia meminta tetap semangat untuk selanjutnya bermain lebih baik. “Kita akan memperbaiki dan mencoba lebih baik lagi. Kita harus percaya diri dan percaya dengan kemampuan kita, ” hemat juru taktik pasukan Ramang tersebut
Milo juga mengungkapkan, tapi ini bukan alibi, (maksudnya, mencari-cari alasan, tapi ini kenyataan). Menurutnya, selayaknya PSM mendapatkan 2 kali pinalti seandainya wasit cermat mengambil keputusan.
Yang dimaksudkan Milo, salah satu bek Bhayangkara FC hand ball di kotak pinalti tapi tak digubris wasit. Kemudian satu lagi pelanggaran lainnya yang juga dinilai patut jadi pinalti tapi lagi-lagi wasit tidak melihatnya sebagai sebuah pinalti.
Seri 3 Liga 1 Appi Patok PSM Papan Atas
Dirut PT PSM, Munafri Arifuddin ketika diwawancarai di Bosowa Sport Centre pada sesi latihan PSM Pra Liga 1 (Foto: ABDUL)
Hal lain yang juga mencuat, perlunya evaluasi, 2 legium asing PSM, Anco Jansen, striker asal Belanda dan Bektur Talgat, gelandang dari Kirgiztan. Anco Jansen yang di-plot jadi bomber ternyata, kurang produktif. Tercatat, dalam 11 kali laga PSM, ia hanya mengemas 3 gol. Demikiam juga Bektur Talgat, dinilai kurang gencar memberikan passing atau umpan-umpan untuk mendukung serangan PSM.
Direktur Utama PSM, Munafri Arifuddin seakan memberikan isyarat bahwa PSM perlu rekruitmen pemain lagi untuk memperkuat lini yang menjadi celah. Appi, panggilan tren Dirut PSM itu merasa belum puas dengan penampilan PSM. Oleh karenana, ia mematok agar dalam seri 3 nantinya, PSM harus berada di papan atas klasemen.
“Saya menyerahkan sepenuhnya kepada pelatih terkait masalah teknis. Kalau membutuhkan pemain, silakan. Ayo kita bicarakan, ” tegasnya ketika menghadiri sesi latihan PSM di Bosowa Sport Centre, (13/11/2021) lalu.
Klub kebanggaan masyarakat Sulsel ini selama laga di seri 1 dan seri 2 liga 1, permainannya memang belum konsisten alias masih berfluktuasi. Terkadang menang melawan tim unggulan sekalipun, biasa seri dan malah pernah kalah dari tim dari papan bawah.
Tercatat, dalam 11 kali laga, PSM baru menang 4 kali, seri 4 kali dan kalah 3 kali. Ironisnya, PSM Iumayan bagus produktifitas golnya, tapi banyak juga kebobolan. Jelasnya, dalam 11 kali penampilannya, PSM telah mengoleksi 15 gol, tapi kebobolan 13 gol. (ABDUL).
Pelatih PSS Sleman, Dejan Antonic (Foto: Istimewa)