PAREPARE, MNC – Pengurus dan Pegawai Syara serta Jamaah Masjid Rahmatan Lumpue tetap memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, dengan protokol kesehatan secara ketat.
H. Baharuddin Hasyim, Ketua Umum Pengurus Masjid Rahmatan Lumpue kepada Awak Media, Ahad (6/3/2022) mengatakan, pemerintah tidak melarang masyarakat mengadakan kegiatan Isra’ Mi’raj. Tetapi harus komitmen dan konsisten menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes).
Menurut Baharuddin, kapasitas Masjid Rahmatan Lumpue dapat menampung sekitar 1.200 jamaah. Namun, pengurus hanya mengundang sekitar 200-an jamaah saja. “Kami senantiasa koordinasi dengan tim Covid -19 di tingkat kelurahan dan Kecamatan Bacukiki Barat,” ujar Bahar.
Pada moment peringatan Isra’ Mi’raj kali ini, Baharuddin menjelaskan, Masjid Rahmatan dalam tahap penyelesaian bangunan tambahan pada bagian depan. Hal ini, katanya, memberikan kesan tampilan sebagai sebuah Masjid modern. Sementara pada bagian dalamnya sudah lebih dulu selesai dengan meniru Masjid Nabawi.
Hikmah Isra’ Mi’raj disampaikan Ustadzah Hj. Siti Romlah, S. Ag, MA dari Kabupaten Pinrang. Dalam ceramahnya menjelaskan, latar belakang terjadinya peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Di antaranya, katanya, dengan meninggalnya Siti Khadijah, isteri yang paling dicintai Rasulullah. Siti Khadijah merupakan saudagar sukses sebelum menikah dengan Nabi Muhammad SAW. Setelah menikah, Khadijah terus mendukung perjuangan Nabi dalam berdakwah menyebarkan ajaran Islam. Seluruh kekayaannya habis untuk dukung perjuangan Rasulullah. Tiba-tiba Khadijah meninggal dunia, tentu saja Rasulullah bersedih.
Romlah mengisahkan, pada saat kondisi Rasulullah dalam kesedihan, Allah SWT memberikan tiket perjalanan jauh melalui Malaikat Jibril. Yang selama ini diperingati umat Islam dengan sebutan “Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW”.
Dikatakan, tujuan Isra Mi’raj itu adalah untuk diperlihatkan secara langsung sebagian tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Nabi diperjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Palestin dan selanjutnya menuju Sidratul Muntaha.
Dalam perjalanannya ke neraka, Nabi diperlihatkan ada orang yang terus dipukul kepalanya lalu hancur, kemudian tumbuh lagi lalu dipukul lagi hingga hancur, demikian seterusnya. Nabi bertanya siapa itu Jibril. “Itulah orang yang tidak pernah gunakan kepalanya sujud kepada Allah SWT semasa hidupnya di dunia.
Sedang di Surga, Nabi Muhammad
mendengar seperti bunyi sendal. Jibril menjawab, Itulah bunyi sendal Bilal bin Raba. Padahal saat itu, Bilal masih hidup di Mekah saat Nabi Isra’ Mi’raj, tetapi bunyi sendalnya sudah terdengar di Surga.
Kemudian Hj. Siti Romlah, S.Ag, MA menjelaskan, Rasulullah SAW pada saat diperjalankan (Isra Mi’raj) bersama Jibril, Rasulullah menembus tiga alam berbeda.
Pertama Alam Nafsu yaitu alam manusia (bumi – dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha). Kedua, Alam Malakut yaitu alamnya para malaikat. Ketiga, Alam Laufuds (Lauhil Mahfudz). Selanjutnya, Rasulullah sendirian langsung ke Sidratul Muntaha menghadap Allah SWT.
Ketika bertemu langsung Allah SWT, Rasulullah mendapatkan oleh-oleh dari Allah, berupa perintah melaksanakan Shalat sebanyak 50 kali sehari semalam. Pada saat hendak pulang, bertemu dengan Nabi Musa. Musa lalu menyarankan Muhammad kembali minta dikurangi karena terlalu banyak.
Nabi Muhammad kembali menghadap dan mendapat pengurangan 5 kali. Sisa 45 kali. Sembilan kali Nabi kembali selalu mendapat discon 5 kali. Akhirnya sisa 5 kali sehari semalam.
Siti Romlah mengingatkan, agar selalu menjaga hubungan Allah SWT. Caranya, rajin dan jagalah shalatnya. Kemudian shalatlah dengan berjamaah di Masjid. Selanjutnya, jagalah hubungan dengan sesama manusia. Jadi amalkalah salam kepada sesama dengan “Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, pesan Ustadzah. (IMA/MNC)
H.Baharuddin, Ketum Pengurus Masjid Rahmatan Lumpue dan pengurus bersama Ustadzah Siti Romlah. (Foto : IMA)