PAREPARE, MNC – Salah satu agenda atau materi Uji Kompetensi Wartawan (UKW) adalah Mencari liputan acara terjadwal atau jumpa pers. Artinya, bagaimana perilaku wartawan dalam menyikapi suatu jumpa pers menjadi salah satu topik modul mata ujian dalam UKW.
Serangkaian dengan pelaksanaan Uji Komptensi Wartawan (UKW) ke-23 di Kota Parepare, satu Kelompok Peserta UKW yang beranggotakan 6 orang, mengadakan jumpa pers dengan Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Kota Parepare, yang berlangsung di Hotel Kenari Kota Parepare, Sabtu (26/6/2021).
Kadis Pendidikan Kota Pareparea, Drs Arifuddin Idris, MP, secara terbuka dan transparan menerima kehadiran insan pers itu. Sedikitnya 3 materi pokok yang menjadi topik jumpa pers saat itu yakni, terkait dengan pelaksanaan UKW, dan eksistensi media.dan wartawan, masalah pendaftaran dan penerimaan siswa baru dengan sistem zonasi. Serta masalah perkembangan pendidikan siswa (peserta didik) di masa pandemi covid – 19 dan yang lainnya.
Kadis Penddikan (Kadisdik) Kota Parepare Arifuddin Idris yang akrab disapa Pak Ari lebih awal menyampaikan, bahwa dengan dilaksanakannya UKW ini, para wartawan bertambah pengetahuan yang dimiliki. Dan wartawan semakin proffessional dalam menjalankan tugasnya. “Wartawan memang perlu ada pendidikan untuk bemitra dengan Dinas Pendidikan, dan memang sangat membantu kami menyampaikan informasi sehingga terjalin sinergitas dengan baik, “paparnya.
Selanjutnya, masalah sistem zonasi,(semacam pewilayahan) dalam penerimaan siswa baru, Pak Ari menjelaskan bahwa pemberlakuan sistim zonasi itu bisa menjadi sistem yang umum (maksudnya, biasa, bukan sistem zonasi) berlaku bagi siswa berprestasi. “Harus dilihat dari segi prestasi belajar siswa tersebut, ” tegasnya. Jika terkendala masuk sekolah formil, Pak Ari menyarankan sebaiknya mengikuti pendidikan paket. Disampaikan juga bahwa sistem zonasi itu bukan berdasarkan jarak tapi populasi.
Khusus pakaian seragam siswa yang juga dipertanyakan wartawan, Kadis Pendidikan mengatakan, bebas menentukan sendiri, orangtuanya mau dapat dimana, mau jahit dimana, terserah. Khusus baju seragam batik tempat menjahitnya ditentukan.
Sementara masalah perkembangan pendidikan siswa masa pandemi covid -19 juga dinilai urgen. Maksudnya, selama pandemi diberlakukan sistem belajar daring dan tak ada belajar tatap muka. Ironisnya, muncul persoalan, misalnya, siswa tak punya smartphone android, atau tak mahir menggunakan.
Kadis Pendidikan Arifuddin Idris menjelaskan bahwa, bagi siswa yang tidak punya android, guru memberikan modul dan mengantarkan ke murid tersebut.
(RAHMAT PATAJANGI-ABDUL/MNC).