MAKASSAR, MNC – Uraian terakhir dari 3 (tiga) seri, penulis sengaja tidak mengusung, (maaf), judul elegan seperti sebelumnya. Judulnya kali ini bernuansa budaya, simpel dan beraroma kritis buat jurnalis.
Wartawan jangan “karonjo-karonjo’ itu mengemuka dalam Pendidikan dan Latihan (Diklat) Jurnalistik Tingkat Dasar dan Lanjutan di Hotel Whiz Prime, Jl Sultan Hasanuddin, Makassar, Minggu (24/10 /2021) lalu. Pelatihan tersebut sebagai bagian dari pelaksanaan program PWI Provinsi Sulsel.
Diklat Dasar dan Lanjutan itu mengusung tema,”Menjadi Wartawan Kompeten Era Digital.” Pematerinya, H. Suwardi Thahir dan H. Ismail Asnawi dari PWI Sulsel. Kedua pemateri tersebut memaparkan aneka materi pokok jurnalistik.
Diantaranya, dari H. Suwardi Thahir, Wakil Ketua Bidang Pendidikan PWI Sulsel membawakan materi, investigate reporting, penulisan feature dan pembuatan editorial. Materi lainnya, komparasi media gaya lama dan baru (media online) serta materi Uji UKW (Uji Kompetensi Wartawan) dan yang lainnya. Penyajiannya, didukung perangkat OHP (Over High Projector) sehingga lebih jelas dan terstruktur uraian materinya.
Sementara dari Ismail Asnawi, materinya, cara penulisan berita, media pertelevisian, konsep dasar 5 W 1 H (What, Who, Why, Where, When dan How), Kode Etik Junalistik (KEJ), UU Nomor 40 tahun1999 Tentang Pers.
Ismail Asnawi, Wakil Ketua Bidang Media Cyber PWI Sulsel itu, tak hanya menguraikan materi pokok secara normatif. Pak Ismail yang telah menulis sejumlah buku jurnalistik ini, justru mengkritisi juga tentang sikap wartawan di lapangan. Ada sejumlah pesan bernilai tentang bagaimana seorang wartawan atau jurnalis untuk tampil sebagai sosok yang disegani.
Pada intinya, wartawan senior itu berharap agar wartawan harus profesional, berwibawa, santun dan beradab. Selain itu, wartawan juga diminta independen dan tak memihak kepada siapapun kecuali untuk kepentingan publik (baca: masyarakat).
Dengan mengacu sebuah ayat Suci Alqur’an, Ismail Asnawi menegaskan, profesi wartawan itu mulia dan jangan berkecil hati jadi wartawan. “Yang, penting jadi wartawan jangan karonjo-ronjo,” ujarnya membuat sejumlah peserta diklat cekikikan.
Pemateri yang dikenal sebagai tokoh pers Sulsel asal Sidrap itu, tak membahas lebih jauh apa itu karonjo – karonjo (Bahasa Bugis). Kalau dibedah sedikit, bahwa menjadi budaya kita orang Bugis, tidak suka orang yang sikapnya karonjo-ronjo.
Maknanya, lebih kurang seperti ini, karonjo-ronjo itu penampilannnya serampangan, bicaranya ngelantur, perilakunya arogan dan tidak etis. Kalau dalam dunia lakon bisa disebut demam panggung. Sangat wajar kalau Pak Ismail, (sapaannya) mewanti – wanti agar wartawan jangan bersikap seperti itu.
Jadi wartawan itu harus intelek, penampilannya bagus, berwibawa, bersikap sopan-santun dan jangan suka merengek-rengek. Wartawan itu, sosok intelektual karena karya – karyanya, karya intektual. Sekira seperti itulah pesan moral seorang Ismail Asnawi yang hari itu membawakan materi diklat dengan gayanya yang segar. Nah, para jurnalis, patut introspeksi. Semoga tak tergolong wartawan karonjo-ronjo.
Peserta Diklat Jurnalistik PWI Sulsel di Hotel Whiz Prime, bergambar bersama usai penutupan diklat (Foto: Dok. PWI Sulsel)
Wartawan Jangan Takut Ikut UKW
Kembali ke kilas balik kinerja PWI Sulsel sepanjang tahun 2021, tentu saja begitu banyak momen dan kegiatan yang tak bisa semua diungkap menyeluruh. Namun, hanya dikutip momen tertentu yang dapat dipetik maknanya.
Patut digarisbawahi bahwa, kesemua pelaksanaan program yang telah dilaksanakan, dan akan diaksanakan merupakan penjabaran dari sebuah momen penting. Serta menentukan yang menjadi tonggak dan titik start perjalanan kegiatan PWI Sulsel.
Momen penting dimaksudkan, bahwa sebelum melangkah, sesuai PD/PRT Pengurus wajib melaksanakan Konferensi atau Rapat Kerja Penetapan Program Kerja. Rapat Kerja Pengurus tersebut telah dilaksankan, pada awal-awal periode Kepengurusan PWI Sulsel tahun 2021-2026 ini.
Satu yang patut dicatat dari perjananan kinerja PWI Sulsel, sosok Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat, H.Zulkifli Gani Ottoh. Walaupun sibuk di PWI Pusat, beliau sering meluangkan waktu untuk menghadiri kegiatan-kegiatan yang digelar PWI Sulsel.
Tercatat, Pak, Zugito, sapaan mantan Ketua PWI Sulsel 2 Periode itu, hadir pada Rapat Kerja Penetapan Program Kerja Pengurus PWI Sulsel, awal periode ini. Hadir pula pada Rapat Pemantapan Persiapan Konferkab/kota PWI Sulsel dan kegiatan lainnya.
Mengutip selintas penegasannya mengatakan, apa sih sulitnya mengembangkan PWI di daerah asal kita mau bekerja. Lantas soal UKW, Zugito juga sempat mendorong wartawan agar mau dan berani mengikuti UKW. “Wartawan Jangan Takut Ikut UKW, ” ujarnya memotivasi. (ABDUL/MNC/selesai)
Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat H.Zulkifli Gani Ottoh (tengah gunakan masker putih) bersama jajaran Bagian Organisasi PWI Sulsel. (Foto : Nurmas/Merpos)