PAREPARE, MERPOS – Pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Parepare, Ir H Muhammad Zaini dan Prof DR H Bakhtiar Tijjang SE MM (MZ BerBAKTi), Ahad, 15 September 2024, malam tadi menghadiri silaturahmi, sekaligus melantik koordinator relawan Asli MZ BerBAKTi di Gedung Dynasty.
Kegiatan diawali pelantikan perwakilan tim relawan Asli MZ BerBAKTi yang dilanjutkan pembacaan fakta integritas.
Ketua Panitia Kegiatan, Rustam Tabo menegaskan, berkumpulnya komunitas Asli MZ BerBAKTi adalah bentuk keyakinan atas kedua pasangan ini untuk menjadikan parepare maju.
Pada pertemuan yang dihadiri ratusan warga, serta dihadiri tokoh masyarakat Kota Parepare diantaranya, Ir Laintang, Ir Nurdin Tabo, dan Sirajuddin. Bakal Pasangan Calon Wali Kota dan Wawali Parepare, Muhammad Zaini dan Prof Bakhtiar Tijjang (MZ Berbakti) memaparkan visi misi serta tujuan untuk bertarung di Pilkada 2024.
Bakal Calon Wakil Wali Kota Parepare, Prof Bakhtiar menjelaskan, pasangan MZ BerBAKTi adalah paslon yang mandiri. Artinya, tidak ada pihak lain yang menjadi sponsor dalam mendanai aktivitas politiknya selama Pilkada.
“Kita tidak ada sponsor. Jadi tidak ada yang berbicara lainnya selain saya sama Haji Zaini. Kalau Pak Haji Zaini tidak ada, sehingga inilah membuat saya berniat bersama beliau memenangkan pertarungan ini,” tegas Prof Bakhtiar saat menyampaikan sambutan.
Pak Prof, sapaan akrab Bakhtiar Tijjang menjelaskan, majunya di Pilkada bersama Muhammad Zaini merupakan keputusan yang telah diambil dengan berbagai pertimbangan. Bahkan, dirinya menegaskan, apa yang selama ini telah dicapai harus dilepas demi menunaikan misi mulia melihat Parepare jauh lebih baik lima tahun ke depan.
Tak hanya itu, Pak Prof menegaskan, pemerintahan MZ Berbakti ke depan mengutamakan kepentingan rakyat, bukan pribadi maupun kelompok tersendiri.
Pemerintah, harus hadir memenuhi hak rakyat yang memang menjadi tanggungjawab pemerintah. Segala sesuatu yang bersifat tidak dibayar untuk masyarakat, akan menjadi atensi bagi MZ Berbakti.
“Tidak boleh minta-minta uang sama masyarakat. Kewajiban pemerintah dalam hal ini walikota menjaga keamanan masyarakat, ini kewajiban. Saya tidak mau bilang gratis karena memang tidak dibayar,” terangnya.
Termasuk dalam menjalani pendidikan, sesuatu yang memang seharusnya tidak dibayar, akan diperjuangkan MZ berbakti untuk masyarakat. Seperti halnya, selama menjadi Rektor di Institut Andi Sapada (IAS), ratusan mahasiswa tiap tahunnya memperoleh beasiswa. “Ada 300 orang saya kasih beasiswa tiap tahun. Alhamdulillah sekarang ada 514 mahasiswa terima beasiswa di kampus saya (IAS),” terangnya.
Olehnya itu dia menyimpulkan, membantu mahasiswa memperoleh beasiswa dilakukan hanya dalam skala Perguruan Tinggi saja. Dirinya bahkan ingin berbuat lebih, terkhusus untuk Parepare ke depan. ” Saya tinggalkan pekerjaan demi kemaslahatan. Saya bersedia mendampingi Haji Zaini karena ini bukan hanya untuk kampus, tapi seluruh masyarakat Parepare,” tegas Prof Bakhtiar Tijjang.
Sementara, Bakal Calon Wali Kota Parepare, Muhammad Zaini di hadapan pendukungnya mengungkapkan alasan majunya dia di Pilkada Parepare 2024 ini.
“Alasan utama saya ingin maju jadi walikota Parepare. Saya ingin Parepare lebih maju, saya ingin pembangunan di Parepare lebih meningkat,” lugasnya.
Zaini menceritakan pengalamannya saat merantau ke Papua hingga bisa menjadi salah satu orang Parepare yang sukses di perantauan. ” Delapan tahun di Jayapura menggeluti bisnis swasta. Alhamdulillah saya berhasil membuktikan bahwa ada anak parepare berhasil di kampungnya orang,” katanya.
“Saya berdoa kepada Allah SWT, di sisa waktu saya. Bertepatan dengan adanya pemilihan walikota Parepare, saya berniat mewakafkan diri saya untuk kota yang telah membesarkan saya,” tambahnya.
Zaini menyebut, dirinya pulang ke Parepare semata-mata ingin melihat Parepare ke depan jauh lebih baik, membuat masyarakat lebih sejahtera dari sebelumnya. “Saya pulang ke kampung betul-betul ingin membuat perubahan. Yang merasa masyarakat hak-haknya dibegal. Saya tahu persis kalau di perhelatan pilkada ini tidak membutuhkan operasional yang sedikit. Tapi saya sudah sisihkan yang mana untuk saya makan dan untuk pilkada,” terang Zaini.
“Jika ditakdirkan saya bersama dengan Pak Prof Bakhtiar Tijjang terpilih jadi pemimpin, Insyaallah saya akan mengurus masyarakat. Saya bebas dengan Pak Prof, tidak ada beban karena yang sebenarnya pembisik banyak yang merusak,” tambahnya.
Dia juga berpesan agar tidak melihat orang dari sisi negatif semata. Melainkan, semua orang harus disamakan, tanpa perbedaan. “Pesanku janganki membeda-bedakan orang lain apalagi menjelek-jelekkan orang lain, itu bukan MZ BerBAKTi,” tandasnya. (*)