ENREKANG, MERPOS – Memasuki hari ke Tujuhbelas puasa Ramadan pada Senin (17/3/2025), suasana di Pasar Sentral Enrekang masih jauh dari kata ramai. Pemantauan tim awak media, tidak ada tanda- tanda lonjakan aktivitas jual beli di Pasar tersebut.
Banyak lapak yang tampak kosong, diduga akibat pergeseran kebiasaan belanja masyarakat yang kini lebih memilih berbelanja secara online, dibandingkan datang langsung ke Pasar.
Di sisi lain, tren masyarakat Enrekang dalam memilih barang juga mengalami perubahan. Banyak warga lebih memilih berbelanja pakaian bekas atau yang dikenal dengan istilah Cakar (Cap karung) dibandingkan membeli barang baru atau orisinal. Fenomena ini semakin memperlihatkan adanya pergeseran pola konsumsi masyarakat, di tengah bulan Ramadan.
Selain faktor kebiasaan belanja, kurangnya pengaturan dari petugas pasar juga berkontribusi pada kondisi ini. Banyak pedagang memilih berjualan di luar area pasar atau di pinggir jalan, terutama penjual sayur, telur, dan buah-buahan seperti durian. Di belakang pasar, sepanjang pinggir jalan terlihat para pedagang yang menjajakan dagangannya tanpa penataan yang jelas.
Dampak dari fenomena ini juga terasa pada kondisi parkir. Keberadaan pedagang di area pinggir jalan menyebabkan kendaraan roda dua maupun roda empat diparkir sembarangan, sehingga menimbulkan kesemrawutan. Kondisi ini memerlukan perhatian lebih dari pihak pengelola Pasar dan pemerintah daerah, untuk menata kembali aktivitas perdagangan di Pasar Sentral Enrekang, terutama menjelang puncak Ramadan yang biasanya diikuti oleh peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat. (YUDI HANRENG)