SOPPENG, MNC — Ikatan Alumni SMA Negeri 200/1 Watansoppeng, menggelar akbar Webinar. Untuk mengedukasi masyarakat menghadapi new normal.
Webinar mengangkat tema “Survive di Tengah Pandemi Covid-19, Perspektif Kesehatan Pendidikan dan Sosial Budaya Menuju Normal,” sabtu (20/6/2020).
Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Soppeng Dr. Nuralim melalui pesan singkatnya WhatsApp Minggu (21/6/2020) mengatakan. Alhamdulillah sagat bersyukur mendapat kesempatan mengikuti webinar IKA SMA 200/1 Soppeng.
Walaupun secara pribadi bukan alumni, tetapi saya tetap berupaya berpikir untuk kemajuan Kabupaten Soppeng terutama kemajuan pendidikannya, papar Nuralim.
Narasumber dari Alumni SMA 200 hebat yang masih menyempatkan diri memikirkan kemajuan kampung halaman. Namun yang masih perlu kajian berkaitan dalam menghadapi new normal, khususnya kemungkinan kembalinya pembelajaran tatap muka di kelas, menjadi beban kebijakan kedepan.
Persoalannya sederhana, ketika pembelajaran tatap muka berjalan seperti sediakala, pada masa kondisi ancaman keamanan kesehatan (covid 19) masih menghawatirkan.
Saya tidak bisa membayangkan ketika pembelajaran tatap muka berjalan dengan protokol kesehatan, yang hampir-hampir tidak ada jaminan berjalan sesuai dengan harapan, ulas Nuralim.
Lalu ketika ada diantara peserta didik yang terpapar covid 19, tentu tidak satupun orang tua mengikhlaskan sang buah hati berada diruang isolasi sendiri, tanpa pengawalan dan pengawasannya, ujarnya.
Lanjut Nuralim mengatakan, Saya sepakat dengan senior saya di IKIP bapak Prof. Dr. H. Hasnawi Haris, M. Hum bahwa, pada masa pandemi Covid-19 perlu ada kurikulum penyesuaian kondisi.
Misalnya kurikulumnya dirancang untuk pembelajaran dalam jaringan (daring). Tetapi ada hal perlu disiapkan sebelumnya, yakni pembekalan kesiapan para pendidik akan kemampuan melakukan pembelajaran dalam jaringan (daring).
Berdasarkan analisa sementara, saya sebagai ketua IGI Soppeng yang dalam masa pandemi Covid- 19 telah melakukan 4 (empat) kali workshop online dan 1 (satu) kali webinar. Yang capaian jumlah peserta tertinggi sekitar 700 an dari berbagai provinsi mulai dari sabang sampai merauke.
Yang miris dari pelaksanaan kegiatan online, yang dilaksanakan IGI Soppeng adalah, jumlah peserta dari dalam Kabupaten Soppeng sangat sedikit, pungkasnya.
Ditambahkan, ada beberapa yang tadinya mendaftarkan diri sebagai peserta. Tetapi pada saat pelaksanaan kegiatan workshop, mereka tidak mengikutinya karena alasan belum mampu menggunakan aplikasinya. Inipun ketahuan setelah menghubungi panitia untuk mendapatkan selembar sertifikat.
Untungnya komitmen kami di IGI tetap terjaga dengan baik, yakni peserta harus terdaftar, mengikuti kegiatan, lalu menyelesaikan tugas dari workshop. Sehingga muatannya adalah terselesaikannya tugas dari setiap peserta. Lalu yang bersangkutan (peserta) akan mendapatkan sertifikat, ungkap Nuralim.
Orientasi kami dari setiap kegiatan IGI, yakni orientasi hasil. Dalam penyelesaian tugas setiap peserta akan dibimbing sampai tuntas oleh panitia.
Fasilitor berharap, kepada semua guru di Bumi Latemmamala, untuk segera bergabung dengan kami. Secara bersama – sama membangun pendidikan di Kabupaten Soppeng, lontarnya.
(ANTHO MASLAN/MERPOS)