PAREPARE, MNC — Tim Pembina dan Tim Teknis Kota Sehat Parepare, mengakhiri kunjungan pembinaan selama tiga hari ke setiap calon lokasi fokus (Lokus) verifikasi Kota Sehat tingkat Provinsi Sulawesi Selatan.
Kunjungan hari ketiga, Senin, 10 Oktober 2022 ke beberapa calon Lokus, tim memberikan banyak masukan catatan penguatan sekaligus evaluasi.
Tim Pembina Kota Sehat Parepare, Dede Alamsyah Wakkang mengatakan, calon Lokus yang dikunjungi hari ketiga di antaranya Bank Sampah, di Kelurahan Labukkang yang masuk dalam tatanan kehidupan sehat mandiri. Kemudian Bank Sampah di Kelurahan Ujung Lare, juga tatanan kehidupan sehat mandiri.
Kunjungan selanjutnya di Rumah Impian atas nama Umiaty di Kelurahan Watang Soreang, yang masuk tatanan pemukiman dan rumah ibadah sehat.
Kemudian betonisasi di samping Masjid Nurul Yaqin Kelurahan Watang Soreang, juga tatanan pemukiman dan rumah ibadah sehat.
Bergeser ke Anjungan Cempae, Kelurahan Watang Soreang, masuk dalam tatanan pariwisata sehat.
Masih di wilayah Kecamatan Soreang, mengunjungi bengkel dan showroom Kalla Toyota, yang masuk tatanan transportasi dan tata tertib lalu lintas sehat.
Selanjutnya ke Dinas Ketahanan Pangan Parepare terkait inovasi Biduan (bibit peduli pangan), yang masuk dalam tatanan kehidupan masyarakat sehat mandiri.
Tim kemudian bergerak ke Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan (PKP) Parepare, terkait tatanan perkantoran dan perindustrian sehat. “Banyak hal menarik di Dinas PKP. Salah satunya adalah pemakaian solar cell (panel surya) sebagai sumber energi. Di samping itu telah dilengkapi dengan fasilitas Musala dan kantor yang nyaman,” ungkap Dede yang juga Kepala Bidang Perencanaan SDM dan Sosbud Bappeda Parepare.
Tim kemudian mengunjungi Posyandu Remaja di Kelurahan Galung Maloang, yang masuk tatanan kehidupan sehat mandiri. Dan terakhir di Rumah Data Kampung KB dan Kelurahan Tangguh Galung Maloang yang masuk tatanan penanggulangan kebencanaan.
“Secara umum kami optimis. Namun ada beberapa catatan yang kami berikan di antaranya untuk Anjungan Cempae, kebersihan toilet masih perlu diperhatikan, wastafel yang tersumbat, papan gender di toilet belum ada, informasi Faskes, petunjuk jarak dari lokasi ke tempat pelayanan kesehatan, papan KTR dan K2, serta toilet untuk disabilitas,” papar Dede.
Sementara di bengkel Kalla Toyota, Dede memberi catatan, masih ada kegiatan olahraga di calon Lokus itu, kemudian perlu papan informasi jarak dari lokasi ke Faskes, dan nomor telepon yang bisa dihubungi. Juga menjadi catatan, karena tidak pernah ada pembinaan dari Puskesmas di wilayah itu. Kemudian di lokasi itu masker diganti per 4 jam, tempat sampah belum tertutup, dan belum ada jalur evakuasi.
“Di Dinas PKP kami memberi catatan belum ada tanda-tanda tempat titik kumpul jika terjadi bencana, belum ada sirine peringatan, papan bicara larangan merokok, pembenahan ruang laktasi, kotak P3K, toilet umum belum ada sabun, dan belum ada pegangan untuk disabilitas, serta catatan-catatan lainnya,” terang Dede.
Di Posyandu Remaja, tim memberi catatan bahwa lingkungan sekitar banyak sampah plastik.
Di Bank Sampah Labukkang, catatannya belum ada Bank Sampah Induk, kendala mobil kecil, dan ada MoU Kepala Pasar Labukkang, dan Bank Sampah untuk pengelolaan sampah basah.
Bank Sampah Ujung Lare, catatannya, akses menuju Bank Sampah kurang bersih, perlu dipajang struktur organisasi.
Kemudian Rumah Impian Watang Soreang ditemukan sumber air minum dekat dengan got, dan lingkungan sekitar kumuh.
“Hasil kunjungan ini akan kita evaluasi dan laporkan ke Pak Sekda, untuk difinalkan menjadi Lokus yang akan diverifikasi Kota Sehat tingkat Provinsi. Karena Tim Provinsi akan turun melakukan verifikasi lapangan dalam waktu dekat,” tandas Dede. (ADV/MERPOS)