MAKASSAR, MNC – Khutbah Jum’at di mana saja, dipastikan ada hikmah religius yang dapat dipetik dari ceramah khatib atau pembawah khutbah asal diikuti dengan seksama. Satu diantaranya pelaksanaan Salat Jum’at di masjid terbesar di Villa Mutiara, Makassar.
Tepatnya, pelaksanan Salat Jum’at di Masjid Baburrazak, Kompleks Perumahan Villa Mutiara Kelurahan Bulurokeng Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Jum’at, (3/12/2021). Khatibnya, Udztas Ahmad Albar, Pimpinan Pondok Pesantren Mapala, Pettarani Makassar.
Udźtas muda yang mampu membina sebuah pesantren itu dalam khutbahnya mengusung topik yang terkait dengan makna memanfaatkan umur, harta benda dan tanggungjawab membimbing anak.
Yang menarik, ketiga topik tersebut dibahas Udztas Ahmad dengan mengangkat sebuah kisah. Kisahnya lebih-kurang seperti berikut.
Di teras depan sebuah rumah mewah, duduk seorang orangtua pemilik rumah tersebut. Sesaat kemudian, datang seorang anak muda jurnalis (wartawan), dengan maksud mewawancarai orangtua (ortu) tersebut sebagai orang kaya dan berhasil.
Jamaah Masjid Baburrazak Villa Mutiara, Makassar usai Salat Jum’at. (Foto: ABDUL)
Manfaatkan Umur, Harta Benda dan Bimbing Anak
Singkat kisah, wartawan tersebut melakukan wawancara dengan dialog seperti ini. .
“Umurnya berapa sekarang, Pak,” tanya wartawan. “Saya berumur 5 tahun, ” jawab ortu itu.
“Kalau hartanya, Pak, bisa digambarkan berapa nilainya sekarang,” tanya wartawan lagi.
“Hanya Rp 10 juta, ” jawab ortu tak berpikir panjang.
“Lho, masya begitu, Pak,” sergah wartawan.
Jurnalis muda itu mulai heran, namun mencoba melanjutkan lagi wawancaranya.
“Kalau, anaknya berapa orang?” desak wartawan.
“Anak saya, 1 orang, ” jawab ortu tanggap.
Awak media itu, berhenti bertanya kemudian langsung menyatakan ke ortu tersebut bahwa ia pasti berbohong. Sosok wartawan ini sebenarnya sedikit tahu dan membayangkan ortu ini usianya sekira 70-an tahun, hartanya miliaran rupiah dan anaknya 10 orang.
Ternyata, orang kaya tersebut boleh dikatakan merupakan orangtua yang sebelumnya tidak taat beragama dan menjalankan perintah Tuhan. Namun, kini menjadi taat beragama dan menyadari betapa pentingnya memaknai hidup ini. Ia memang berumur 70-an tahun tapi mengaku baru berumur 5 tahun karena baru terhitung 5 tahun saat mulainya taat bergama dan menjalankan perintah Ilahi.
Diakuinya, hartanya hanya Rp 10-an juta karena baru sebesar itu yang dapat didonasikan ke jalan Allah. Sedangkan dikatakan anaknya hanya 1 orang padahal anaknya 10 orang karena baru 1 orang anaknya yang mampu dibimbing dan taat beragama.
Khatib Udztas Ahmad menyimpulkan khutbahnya tentang perlunya menyikapi dengan bijakasana 3 topik tersebut yakni, memanfaatkan umur, mengelola harta benda sesuai jalan Allah SWT dan membimbing anak ke jalan yang benar.
Umur panjang, urai udztas itu bukan jaminan hidup ini berarti, namun yang utama bagaimana memanfaatkan umur itu dengan baik untuk mengabdi di jalan Allah. Demikian juga harta benda yang banyak bukan ukuran keberhasilan, namun tergantung seberapa besar harta benda tersebut yang dapat dimanfaatkan di jalan Allah.
Oleh karena itu Udztas Ahmad menyerukan agar umat banyak-banyak menyumbang. Maksudnya, menyumbang ke masjid, memberikan infaq dan sedekah, membantu anak yatim dan yang lainnya.
Dan topik ketiga, bukan banyaknya anak yang jadi ukuran keberhasilan, namun keberhasilan hakiki adalah keberhasilan membina anak-anak ke jalan yang benar. Wallahu alam. (ABDUL).
Masjid Baburrazak Villa Mutiara, Makassar dalam tahap pembangunan dan membutuhkan donasi dari umat (Foto: ABDUL)