SIDRAP, MNC — Dusun Bukkere, Desa Cenrana, Kecamatan Pancalautang, Kabupaten Sidrap, tergolong salah satu daerah terpencil di Bumi Nene Mallomo.
Bukan masalah faktor jarak yang membuat kawasan ini tidak mudah dijangkau, karena hanya berkisar 10 kilometer dari Kelurahan Bilokka, Ibukota Kecamatan Pancalautang.
Tapi, letak geografinya yang berada di pegunungan mengakibatkan dusun yang dihuni 262 penduduk ini jarang dikunjungi orang lain. Akses jalanan menuju ke kawasan ini cukup terjal dan berbatu, sehingga sulit dilalui kendaraan bermotor.
Akibatnya, Bukkere belum banyak tersentuh pembangunan, dan warga yang bermukim di daerah ini tidak bisa menikmati fasilitas sebagaimana di sejumlah desa lainnya di Sidrap.
Bahkan, untuk penerangan listrik, masyarakat harus mengusahakannya sendiri lantaran sambungan kabel dan tiang listrik PLN belum sampai ke dusun ini. Warga membangkitkan listrik menggunakan tenaga kincir air yang dibangun secara swadaya.
Kincir tersebut dibangun di air terjun yang lokasinya tidak jauh dari pemukian penduduk. “Di sini ada tiga buah kincir air yang berfungsi untuk membangkitkan aliran listrik. Itu dibuat dengan menggunakan peralatan seadanya,” kata Latang, warga setempat, Kamis (12/7/2018).
Hanya saja, lanjut dia, ketiga kincir air ini kadang tidak berjalan normal dan sudah beberapa kali diganti karena rusak. “Tak hanya itu, aliran listrik juga terkadang tidak stabil, bahkan mati total saat musim kemarau,” papar Latang.
Sementara, Dusun Bukkere memiliki potensi hasil bumi yang melimpah.
Seperti cengkeh, kemiri, durian, kopi, jagung, dan tanaman holtikultura lainnya.
“Tapi, untuk memasarkan hasil kebun kami, terkendala masalah transportasi karena jalanan di sini sulit dijangkau kendaraan seperti mobil. Pakai motor saja tidak mudah,” pungkas Latang. (Muh. Aryanda DP)