PAREPARE, MNC — Setelah deklarasi Ade Cahyadi, Pemimpin Redaksi Parepos.co.id, tampil menggebrak dengan taglinenya,”PWI Rumah Besar Kita,” yang disertai isyarat penggalangan, ‘Sahabat Ade’, kini, giliran Andi Mulyadi, Manager Div EO & Promosi Harian Parepos, juga tampil dengan trik yang tak kalah menariknya, mendekati pelaksanaan Konferensi PWI, Desember 2021 mendatang.
Uniknya, ketika dihubungi sebelum tampil, Andi Mul, sapaan singkatnya, enggan menganggap kegiatannya itu bertajuk deklarasi. “Saya ndak deklarasi, Pak, tapi Mappatabe kepada senior dan stakeholder untuk maju jadi Balon Ketua PWI Parepare – Barru, “tulis A Mul lewat WhatsApp ke MERPOSnews,com.
Mappattabe atau semacam ramah – tamah mohon restu Andi Mul, untuk jadi Calon Ketua PWI Parepare dilaksanakan di Bukit Amaish Cafe & Resto Kota Parepare, Rabu, (17/11/2021).
Hadir dalam ramah tamah tersebut, Direktur Harian Parepos, H. Mappiar, HS, Pemimpin Umum Merpos, Marno Pawessai, mantan Ketua PWI Pinrang yang juga sebagai Komisaris Merpos, Masrul Umar, SE, MM. Termasuk, dua kandidat Ketua PWI Parepare, Ade Cahyadi, dan Takdir Abduh. Serta sejumlah wartawan media online, cetak dan televisi.
Andi Mulyadi yang juga Plt Ketua PWI Parepare – Barru dalam orasinya mengusung tagline dengan akronim
“EMAS” (Energi Mappasiddi). Maksudnya, tidak membeda-bedakan para teman-teman jurnalis, termasuk menyatukan bila terjadi kesalahpahaman antara sesama wartawan.
Jika terpilih menjadi ketua PWI, urainya, ia akan merealisasikan Visi, “Terwujudnya wartawan yang berdaya dan berintegritas yang menjujung tinggi Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Seterusnya, jika dipercaya memimpin PWI Parepare, Andi Mul siap menjalankan Misi seperti ini. Pertama, berkomitmen menjadikan organisasi sebagai ajang silaturahmi dan perjuangan bersama.
Kedua, membangun sinergitas dengan stakeholder terkait dalam mendukung tugas wartawan. Ketiga, melakukan advokasi dan assesment terhadap wartawan yang bermasalah dengan hukum. Keempat, peningkatan kualitas dan kompetensi wartawan melalui pelatihan dan diklat. Kelima, berupaya meningkatkan kesejahteraan melalui pengaktifan Koperasi PWI yang akan menyiapkan kebutuhan wartawan.
Pemimpin Umum MERPOS, yang didaulat membawakan testimoni (pengalamannya) sejak menjadi Pengurus PWI Perwakilan Parepare (Ajatappareng) tahun 2000. Kemudian hijrah ke Sidrap (tercatat 3 periode sekretaris, 1 periode bendahara), Plt Ketua PWI Sidrap – Enrekang dan terakhir sebagai Pengurus PWI Provinsi Sulsel (Ketua Seksi Organisasi) masa bakti 2021-2026.
Dikisahkan, banwa di PWI Sidrap-Enrekang, dirinya selalu akur bersama kandidat lain. “Endingnya saya mengalah untuk menang, bila ada yang lebih siap jadi ketua, demi keutuhan PWI, “kenang Marno dalam kapasitas sebagai utusan media.
Intinya, Marno Pawessai mengingatkan kandidat, meski suasana menuju konferensi memanas, tapi hendaknya tetap menciptakan suasana sejuk. “Biarkan mesin konferensi panas, kandidat tetap sejuk, ” ujarnya mengingatkan.
Kiri. Andi Mulyadi dan kanan Ade Cahyadi diapit Dirut Harian Pare Pos H.Mappiar.HS
Ketua PWI bukan Untuk Dilayani
Direktur Parepos H.Mappiar, HS dalam sambutannya menyatakan, organisasi PWI diharapkan berdemokrasi yang enak, bergembira serta bijak tidak ada sekat – sekat antara sesama teman karena kita sama, adalah wartawan Indonesia yang mempersatukan kita dalam organisasi PWI.
H Mappiar mengingat bahwa, menjadi ketua organisasi PWI itu, bukan untuk dilayani melainkan memberikan pelayanan kepada anggota. “Jangan sampai ada tujuan atau keinginan bila menjadi ketua nanti akan berduyung-duyung atau bersenang-senang, tinggal menunjuk dengan jemari tangan. Tidak seperti itu,”ujar Mappiar mantan Pemimpin Redaksi Upeks.
Mappiar meminta kepada kandidat untuk bercermin bagaimana kepemimpinan (leadership) yang diterapkan Ketua PWI Sulawesi Selatan, H. Agus Salim Alwi Hamu. “Beliau betul-betul berkorban tenaga, pikiran dan bahkan berkorban materi untuk PWI.
“Maka dari itu, saya ingkatkan kepada teman-teman yang masuk ke dalam pemilihan calon Ketua PWI bahwa, tugas utama adalah untuk melayani anggota, tidak boleh organisasi menekan anggota, ataukah, mempersulit anggota karena merekalah yang memilih kita, “tuturnya.
Selanjutnya mantan Wakil Ketua Bidang Organisasi PWI Sulsel tersebut menegaskan bahwa, pengurus organisasi PWI senantiasa menjaga kehormatan, harkat dan martabat organisasi. Karena seorang pemimpin dalam organisasi PWI betul-betul harus mampu menempatkan dirinya sebagai wartawan. “Apa lagi PWI merupakan organisasi paling tua yang lahir di Solo pada tahun 1946. Didirikan oleh para pejuang sehingga idealismenya sangat kuat,” ungkap Mappiar sedikit bernostalgia. (GAZALI/RUSDI/ABDUL/MNC ).
Andi Mulyadi bersama Takdir Abduh. (Foto : Marpas/Merpos)