LUWU-MERPOS – Bantuan pemagaran sekolah secara permanen berkisar 100 meter tahun 2023 dinilai sangat bermanfaat dan sangat penting demi terciptanya keamanan aset sekolah, berkat bantuan Partai Demokrat.
Juga kenyamanan bagi siswa siswi di lingkungan sekolah, yang terdapat 143 siswa siswi, dan mengelola anggaran Dana Bos kurang lebih 73 juta pertahun. Dan memiliki tenaga honorer 21 guru, tenaga pengajar dan kepala sekolah termasuk Tata Usaha ASN 9 orang.
Namun SMP Negeri 4 Ponrang, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan yang pemagarannya di samping kiri, kanan dan belakang yang masih memakai pagar terali besi bagian atasnya di pasang kawat berduri yang sudah berkarat dan rapuh, yang terdapat sungai kecil disampingnya sehingga terlihat kumuh dengan berlubang besar, dan muda siswa siswi keluar masuk dari lubang pagar yang terbuat dari besi kawat berduri tersebut. hal ini di khawatirkan dengan mudahnya orang luar yang bisa memasuki lingkungan sekolah, baik siang maupun di malam hari.
Akibat pagar yang berlubang itu dengan mudahnya keluar masuk anak anak dari sekolah lain, bahkan warga setempat kerap memasuki pekarangan sekolah, dan sering di jadikan area untuk bermain melewati lubang pagar sekolah. Menurut penjaga sekolah setiap sore banyak anak anak bermain, di halaman sekolah dengan masuk melalui lubang pagar besi kawat berduri. Bahkan hampir kejadian, di malam hari yang ingin berbuat jahat.

Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Ponrang, Patima Latif, S.Pd menyampaikan kepada media ini bahwa semoga pemerintah dapat memberikan bantuan, untuk membangun pagar berkisar 500 meter secara permanen. Karena kami sudah beberapa kali mengajukan proposal ke Dinas terkait, namun hingga kini belum membuahkan hasil, pada hal untuk terciptanya kenyamanan siswa siswi dalam proses belajar, dan keamanan barang barang milik
sekolah.
Patima merasa khawatir jika terjadi hal hal yang tidak di inginkan, apalagi letak lokasi sekolah terdapat sungai kecil yang berada di samping kiri, yang terkadang meluap setelah hujan deras, serta dibelakang sekolah siswa SMK masuk dilokasi SMP yang
kerap mengganggu siswi. Untuk itu, kepada yang berwenang bisa memperhatikan kebutuhan sekolah ini, harap Patima Latif. (GAZALI/SUARDI)