PAREPARE, MERPOS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Andi Makkasau Kota Parepare, mengeluarkan klarifikasi resmi terkait beredarnya unggahan di media sosial yang mengatasnamakan RSUD Andi Makkasau, sebagai lokasi perawatan seorang anak yang diklaim menderita pneumonia akut. Unggahan tersebut diketahui mengandung permintaan bantuan dana dari masyarakat, namun dipastikan sebagai modus penipuan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Infokom dan Humas RSUD Andi Makkasau, Martha Iskandar, menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar dan menyesatkan.
“Saya Plt Kabid Infokom dan Humas RSUD Andi Makkasau Parepare, mau klarifikasi berita tersebut, bahwa berita ini tidak benar. Tidak ada pasien yang sementara kami rawat seperti yang ada di postingan itu,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (22/4/2025).
Ia menjelaskan bahwa akun yang menyebarkan informasi palsu itu telah beberapa kali melakukan tindakan serupa, mengunggah permintaan bantuan dengan narasi yang hampir sama di berbagai grup Facebook.
“Jadi itu sepertinya modus penipuan, karena bukan cuma sekali. Berita serupa pernah diposting oleh akun yang sama,” tegas Martha.
Unggahan yang viral tersebut mengatasnamakan seseorang bernama Zulfi Irmawan, yang mengklaim anaknya sedang dirawat di RSUD Andi Makkasau akibat pneumonia akut, dan membutuhkan dana untuk membeli laptop yang disebut akan dijual demi biaya pengobatan.
Namun, setelah diverifikasi oleh pihak rumah sakit, tidak ada pasien anak dengan kondisi seperti yang disebutkan, dan nama tersebut juga tidak tercatat sebagai pasien.
“Astaga, masuk ke beberapa grup, baru buat postingan begitu supaya orang iba dan mengirimkan uang. Tertipu mi’ki. Masa menipu bilang anaknya sakit,” ucap Martha dengan nada kesal.
Pihak RSUD juga menemukan jejak digital dari akun tersebut, yang sebelumnya pernah menggunakan nama rumah sakit lain di kota berbeda untuk menipu publik.
Atas kejadian ini, RSUD Andi Makkasau mengimbau masyarakat untuk lebih waspada, terhadap unggahan permintaan bantuan di media sosial, khususnya yang mencatut nama institusi kesehatan. Jika menemukan informasi serupa, masyarakat disarankan untuk melakukan konfirmasi langsung ke rumah sakit terkait sebelum mengambil tindakan. (*)