MAKASSAR, MNC – Ada anggapan mengatakan hidup di kota itu sulit, apalagi di Kota Metro Makassar yang dlkenal sebagai kota terbesar di kawasan Timur Indonesia. Namun, bagi Ica (29), warga Tallo Makassar, anggapan itu tidak berlaku. Atas dasar kreativitas dan inovasinya, meski hanya menjajakan nasi kuning dengan model kuliner jalanan, kini ia mampu menghidupi keluarganya bahkan mampu membeli sebuah mobil datzun.
Sekilas, siatem penjualan kuliner gaya Ica ini banyak bertebaran di pinggir-pinggir jalan di Makassar. Di pinggiran kiri Jl Panampu, Senin pagi, (29/6/2021), MERPOSnews.com mengorek informasi selintas tentang eksistensinya. Sembari melayani antrian pembeli Ica mengungkapkan, nasi kuning yang dijual itu hasil racikan ibunya yang biasa juga menemaninya menjual. “Ibu yang buat nasi kuning ini, ” akunya.
Keberadaan kuliner jalanan ini sedikit beda dengan yang lain. Ada semacam prakarsa inovatif untuk memasang pamflet pada kain baliho berukuran sekira 2 x 1,5 meter. Pamfletnya bertuliskan, Nasi Kuning MASEMPO dilengkapi dengan daftar menu yang dijual, diperindah dengan gambar/foto nasi kuning yang dijualnya. Tertera ada 6 (enam) varian nasi kuning yang memang relatif murah (masempo, Bahasa Bugis)
Bahan pokok menunya berupa, telur, ayam, daging dan paru goreng yang tentunya diperenak dengan bahan lain seperti mie, kecap dan bumbu masak yang khas. Soal harga, memang cukup murah.
Yang paling murah hanya Rp 8.000 per porsi dan paling mahal Rp 20.000 per porsi. Selengkapnya, jenis Nasi Kuning (Naskun) Telur 8 K (maksudnya, Rp 8.000 per porsi), Naskun Biasa 10 K, Naskun Biasa + Telur 13 K, Naskun Spesial 15 K, Naskun Spesial Telur 17 K dan Naskun Komplit 20 K.
Tentang naskun ala Ica ini, boleh dibilang sedap deh, ada citarasa khas – bisa bersaing dengan nasi kuning mahal dari restoran elit sekalipun – padahal harganya cukup terjangkau.
Wajar bagi warga yang pernah mencicipinya, hampir pasti bakal kembali lagi untuk membeli naskun ini. “Enak tauwwa nasi kuningnya,” ujar Suci Sri Wahyuni yang mengaku sering beli naskun Ica.
Gadis pemilik kuliner pinggiran jalan itu mengaku, ia bersama orangtuanya bermukim di seputaran Makam Raja Tallo, Jl Sultan Abdullah Makassar, salah satu legenda sejarah Kerajaan Tallo. Oleh karenanya, naskun ala Ica dengan citarasa khas ini bisa disebut Sensasi Nasi Kuning Area Makam Raja Tallo.
Ketika ditanya berapa omzetnya sehari Ica menjawab simpel. “Belum seberapa, pak, belum sampai Rp 1 juta. Baru biasa mencapai Rp 800 ribu per hari, tapi itu belum dikeluarkan biaya – biayanya, “ungkap gadis itu ramah. Ditanya tentang mobil datzun type terakhir warna hitam abu-abu yang dijadikan wadah kulinernya, gadis berparas cantik berambut sedikit tomboi itu tersenyum manis.
“Mobilnya, masih dicicil, pak, ” ujarnya lugu sembari menyerahkan naskun yang sudah dikemas rapi. Artinya, hanya dengan menjual nasi kuning di pinggiran jalan, keluarga Ica bisa membeli mobil secara angsuran. (ABDUL/MNC).