MAKASSAR, MNC – Sebagai bagian dari upaya menjaga nyala api belajar dunia pendidikan di era teknologi digital. 22 tenaga pengajar atau guru Sekolah Penggerak SMP Negeri 27 diberi pelatihan edukasi berbasis Virtual Reality (VR) dalam membuat media pembelajaran.
Kegiatan ini digelar pada Kamis 26 Mei lalu oleh Millealab perusahaan pengembang all-in-one Virtual Reality platform.
Brand ambasador Millealab Muhammad Hijrat menilai teknologi virtual reality merupakan tafsiran paling relevan dengan program Makassar Metaverse dalam dunia pendidikan.
Virtual Reality platform merupakan
konten edukasi berbasis VR untuk mendukung guru membuat media pembelajaran dengan mudah, cepat, dan murah.
Untuk materi konten edukasi VR dapat di akses di aplikasi Playstore dengan menggunakan smartphone. Ada 3 pilihan konten, Play In VR, Play In 360, dan Play Non Gyro.
Ratusan template 3D dengan berbagai tema telah disiapkan oleh pengembang. Namun untuk menjadi konten kreator harus menggunakan komputer jinjing atau laptop dengan spesifikasi tertentu.
Menurut Hijrat demikian di sapa, memang tidak mudah bagi guru untuk menjadi konten kreator dalam teknologi VR. Agar bisa lancar dan mahir dibutuhkan pelatihan serius sekitar tiga hari.
Dikatakannya, SMP 27 merupakan sekolah yang pertama kali menyelenggarakan pelatihan konten kreator dengan teknologi VR di kota Makassar.
“Sudah adami sekolah yang bekerja sama, tapi baru pi 27 (SMPN 27) yang pertama adakan pelatihan,” ujar instruktur dalam pelatihan ini.
Suasana pelatihan edukasi virtual reality dalam membuat media pembelajaran yang di ikuti guru pengajar
Sementara itu, Kepala SMP Negeri 27 H. Nurdin, S.Pd SH M.Pd mengapresiasi kegiatan pelatihan yang dilakukan Millealab. Selaku penggagas, dirinya berharap pelatihan dapat memberikan hasil positif sekaligus merespon konsep Makassar Metaverse yang di canangkan Walikota.
“Kita berharap dari kegiatan ini, guru guru mampu mengoperasikan pembelajaran virtual reality dalam rangka mendukung program walikota menuju Makassar kota Metaverse,” kata H. Nurdin yang juga ketua pengurus mesjid Nurul Ilmi.
Salah satu peserta pelatihan Zulfahri, merasa terkesan setelah menjajal konten edukasi Millealab dengan kaca mata 3D. “Excited sekali, siswa pasti suka, terasa seperti main games,” imbuh guru masih berusia muda ini.
Menerapkan teknologi di dalam proses pembelajaran menuntut kompetensi tenaga pengajar. Dibutuhkan pengetahuan, wawasan dan keterampilan lebih dalam mengaplikasikannya.
Ada manfaat positif jangka panjang jika menyelipkan teknologi digital dalam media pembelajaran dibanding pembelajaran konvensional. Salah satu dampak manfaatnya yaitu dapat meningkatkan efektivitas dan hasil belajar murid menjadi lebih optimal.
(RuRi/MNC)