MAKASSAR, MNC – Sebagaimana telah diungkapkan oleh H. Syarifuddin Thalib Dg La’lang, seorang kerabat mengatakan Pesta Adat yang berjuluk. “Doa dan Tasyakkuran Adat Tompo Kanre Tammu Taung Karaeng Loe Ri Bira” sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan YMK atas hasil panen yang digelar setiap tahun.
Nah, bagaimana hubungan kekerabatan H. Syarifuddin alias H. Sele dengan mendiang Karaeng Loe Ri Bira? H Syarifuddin mengakui bahwa dirinya merupakan turunan langsung yang berjenjang ke bawah.
“Ayah saya, bernama H. Muhammad Thalib Dg. La’lang sudah jenjang ke-36 dan saya sudah jenjang ke-37,” ungkap H. Sele kepada MERPOSNews.com di sela-sela pesta adat itu.
Menurutnya, H. Muhammad Thalib Dg La’lang, ayahnya, yang bergelar Karaeng La’lang masih sempat memangku jabatan yang merupakan titisan dan keberlanjutan pemerintahan Karaeng Loe.
Namanya Kepala Distrik (identik dengan Kepala Desa/Lurah era sekarang). Sedangkan kakeknya atau ayah dari Karaeng La’lang, juga sebelumnya telah memangku jabatan yang masih bergelar Gallang.
Dari ayahnya Muhammad Thalib Dg La’lang dan ibunya Hj. Hamimah Dg. Ngaseng melahirkan 8 anak. “Jadi saya (H. Syarifuddin), anak ke-7 dari 8 bersaudara,” ujarnya. H. Syarifuddin Thalib Dg La’lang sendiri dari hasil pernikahannya dengan Sukaena Dg Ngai kini dianugerahi 2 orang anak.
H. Syarifuddin juga mengakui, rata-rata warga asli Bira merupakan kerabatnya dan ada hubungan keluarga dengan dirinya. Termasuk mendiang H. Sese, yang telah menjabat Ketua RW I Sangalinna Kelurahan Bira semasa hidupnya.
Pemkot Diminta Mendukung Pesta Adat
H. Syarifuddin Thalib putra Karaeng La’ lang turunan Karaeng Loe (paling kiri) dan kerabat serta Ketua Komisi C DPRD Makassar, H. Sangkala Saddike (paling kanan) (Foto: Abdul/MNC).
Bila kita melihat sekilas, pesta adat ini unik dan menyimpan nilai historis yang dalam. Di ruang depan makam, sebagai rangkaian upacara adat ditampilkan Seni Tradisi Gandrang Adat yang disertai Aru (semacam pengucapan ikrar).
Aru (Angngaru), menurut H. Syarifuddin, ketika Gandrang Adat berlangsung, seorang tampil mengumandangkan untaian kata dan atau kalimat berupa ikrar dalam Bahasa Makassar. Untaian ikrar, sumpah atau janji tersebut intinya bermakna pemimpin mengayomi dan melindungi warganya dan warga patuh pada pemimpinnya.
Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Kota Makassar, H. Sangkala Saddike yang dimintai komentarnya mengatakan, pesta adat-istiadat ini dilaksanakan secara turun-temurung.
Anggota Dewan dari Fraksi PAN ini mengapresiasi dan mendukung kegiatan masyarakat ini karena merupakan kearifan lokal yang patut dilestarikan. “Utamanya, kebersamaan dan sifat kegotong-royongan masyarakat yang menjadi budaya kita yang perlu dipelihara dan dipertahankan,” hemat anggota Dewan dengan Dapil 3 Kecamatan Tamalanrea dan Biringkanaya itu.
Untuk itulah, Ketua Komisi C DPRD yang membidangi Pembangunan ini meminta kepada Pemkot Makassar untuk mendukung dan memberikan respon yang baik. “Dalam hal ini Pemkot Makassar hendaknya dapat memberikan bantuan kegiatan Pesta Adat ini agar bisa berkelanjutan dan lebih baik lagi ke depan,” pintanya.
Abdul Salam, Ketua RT 04 RW 1 Sangalinna Kelurahan Bira yang juga dimintai tanggapannya pasca kegiatan punya usul. Tokoh yang juga merupakan kerabat itu mengharapkan kepada pihak terkait agar sebaiknya
Pestan Adat di Makam Karaeng Loe Ri Bira ini dilestarikan dan dijadikan sebagai Cagar Budaya. (ABDUL/MNC/selesai)
Tampilan Seni Tradisi Gandrang Adat dan Aru di ruang depan Makam Karaeng Loe (Foto: Abdul/MNC).