MAKASSAR, MNC – Pelaksanaan Rapat Kerja (Raker) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Sulsel telah lewat. Raker digelar di Gedung PWI, Jl AP Pettarani Makassar, Sabtu, pekan lalu. Undangan khusus, Dr Ir H Andi Amran Sulaeman, MT, mantan Menteri Pertanian (Mentan) RI – yang berkifrah pada periode l Kabinet Presiden Jokowi – kehadirannya dirasakan membawa berkah. Sejumlah pesan-pesan bijak dan mendasar yang dipaparkan Andi Amran Sulaeman (ASS) dalam orasinya, bisa menjadi referensi atau acuan inspirasi bagi peserta raker dan pihak lainnya.
Serunya, AAS juga hebat dalam menyemangati wartawan, bahkan dengan gaya orasi yang meledak-ledak diselingi candaan membuat wartawan merasa tersanjung dan suasana menjadi hangat. Misalnya, AAS meng-identik-kan wartawan itu seperti ulama (mubaliq) yang berdakwah. Bayangkan, katanya, kalau wartawan membuat berita yang bermanfaat, lalu dibaca oleh 1000 orang, berapa besar fahala yang didapatkan. Sebaliknya (maksudnya wartawan membuat berita tidak benar atau tidak bermanfaat) itu giba (perbuatan dilarang agama).
Pada sesi spesialis AAS – mantan Menteri yang kini mulai disuarakan berpotensi untuk diusung jadi Capres atau Cawapres periode tahun 2024-2029 ini – dihadiri petinggi PWI dan jajarannya. Di bagian kursi depan terlihat Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat, H Zulkifli Gani Ottoh mewakili Ketum PWI Pusat, Atal S. Depari, beserta Ketum PWI Prov Sulsel, HM Agussalim Alwi Hamu. Selain itu, Ketua Dewan Penasehat (Wanhat) PWI Sulsel, Andi Pasamangi Wawo, Ketua Dewan Kehormatan Provinsi (DKP) PWI Sulsel, H Nursyamsu Sulthan, Ketua Panitia yang juga Waket Bid Organisasi H Abd Manaf Rachman, dan Pengurus Pleno lengkap. Pada season tanya jawab, tampil bertanya, Waket Bid. Media Siber PWI Sulsel, H Ismail Asnawi dan Waket Bid. Kerjasama, Arsyad Hakim yang juga Pemimpin Redaksi Harian FAJAR.
Yang menarik lagi dari interaksi AAS dengan insan-insan pers, momen spontanitas yang berbuah berkah. Usai orasinya, AAS disilahkan duduk di bagian meja persidangan diapit Ketua SC (Steering Commitee) Raker PWI, H Faisal Syam dan anggota SC, Ibrahim Manisi yang juga Kasi Pendidikan PWI Prov Sulsel. Ternyata, AAS keringatan pasca berorasi di podium. Faisal Syam, jeli merespon kondisi itu. “Maaf, Pak Menteri (Faisal tetap suka menyapanya menteri meski telah purna bhakti), seperti itulah kondisinya gedung PWI belum dilengkapi dengan AC (Air Condensiomer) sebagai pendingin ruangan, ” kilah Faisal Syam berekspressi merendah.
Owner PT Tiran Group Andi Amran Sulaeman, ketika menyerahkan bantuan ke Ketua IKWI Sulsel Hj.Rosdiana Mus Agussalim (FOTO : DOK/MNC)
Rupanya, AAS peka menangkap gelagat Pak Faisal Syam sehingga langsung bereaksi. “Pintar betul itu wartawan,” ujarnya memuji sembari memanggil ajudannya dan siap memberikan bantuan Rp 20 juta untuk pembelian AC gedung PWI. “Sudah cukup itu?” tanya AAS singkat.
“Yang namanya pemberian, Pak Menteri, cukup atau tidak cukup, yaaa… disyukurilah” jawab Faisal Syam pelan. Namun AAS melihat bahwa jawaban, dan raut muka Faisal Syam merasa belum cukup, hingga Faisal melempar ke hadirin, apakah cukup? Akhirnya AAS memutuskan menambah lagi Rp 10 juta. Sehingga menjadi Rp 30 iuta untuk AC dan perangkatnya. Lebih – kurang seperti itulah ‘adegan drama singkat’ yang ending-nya ternyata berbuah berkah (barakka: Bahasa Bugis).
Tak hanya itu, SC Raker PWI Faisal Syam yang juga kolumnis Harian FAJAR mengungkit bahwa, tower masjid belum terbangun sejak Pak Zugito menjadi Ketua PWI Sulsel sampai sekarang. Yang dimaksudkan, Faisal, tower Masjid Wartawan di samping Gedung PWI. AAS merespon dengan memberikan donasi Rp 15 juta untuk sarana ibadah tersebut.
Suasana raker betul- betul cair lantaran AAS juga memberikan bantuan Rp 20 juta, untuk busana ibu-ibu Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) yang diserahkan langsung kepada Ketua IKWI Prov Sulsel, Ny Hj Rosdiana Mus Agussalim. Selain itu, ASS tak lupa pula menyisihkan bantuan untuk cost Panpel Raker PWI Rp 5 juta, sehingga total bantuan yang diberikan sebesar Rp 70 juta. Jelasnya, kehadiran mantan Mentan RI di ‘dapur’ wartawan itu cukup bermakna, penuh dengan kedamaian, tawa riang dan candaan yang segar, bak pengobat kerinduan dan silaturahmi satu keluarga yang sekian lama berpisah.
Kedermawanan Amran Sulaeman cukup beralasan dan bukan baru sekarang. Kesuksesannya sebagai pengusaha sempat digambarkan selintas dalam orasinya. Singkatnya, dengan modal awal hanya Rp 500 ribu, 13 tahun kemudian di luar ekspektasinya kini ber-omzet Rp 10 T (triliun). Sebagai teman seketiduran Amran (panggilannya ketika mahasiswa) di pondokannya, Mukhlis Amans Hadi mengakui, sebelum jadi Menteri Amran sudah suka silaturahmi dengan teman-teman lama. “Saya biasa ditugasi mengkordinasi teman – teman dan pihak lainnya untuk silaturahmi dan berbagi suka, “ungkap Mukhlis, senioritas FAJAR Group yang dikenal gesit memburu berita.
(ABDUL/MNC)
Dari Kiri Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat Zulkifli Gani Ottoh, Andi Amran Sulaeman (tengah) dan Ketua PWI Sulsel HM Agus Salim Alwi Hamu (FOTO : DOK/MNC)