Penulis: Abdul
Indonesia patut berbangga atas keberadaan Piala Sudirman atau Sudirman Cup yang resmi menjadi salah satu kejuaraan dunia bulutangkis bergengsi Federasi Bulutangkis Dunia BWF (Badminton World Federation). Turnamen bulutangkis ini merupakan kejuaraan beregu campuran yang mempertandingkan 5 (lima) partai (nomor) pertandingan.
Kelima nomor yang dipertandingkan itu yakni, man’s single (tunggal putra), women’s single (tunggal putri), man’s double (ganda putra), women’s double (ganda putri) dan mix double (ganda campuran).Tenggang waktu pelaksanaanya sekali (1 kali) dalam 2 tahun. Sedangkan jadwalnya ditetapkan oleh BWF dengan
menyesuaikan atau men-sinkron-kan dengan jadwal pertandingan bulutangkis internasional lainnya.
Dari situs resmi Federasi Bulutangkis Dunia BWF (Badminton World Federation) menyebutkan, nama kejuaraan Piala Sudirman atau Sudirman Cup diambil dari nama seorang tokoh bulutàngkis Indonesia, Dick Sudirman. Legenda bulutangkis tersebut lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara, 19 April 1922 dan wafat di Jakarta, 10 Juni 1986.
Semasa hidupnya, Dick Sudirman banyak berjasa dan mengabdikan diri untuk perkembangan bulutangkis Indonesia maupun dunia. Semasa kecilnya, ia merupakan atlet bulutangkis Indonesia. Catatan bersejarah yang diukir mendiang Dick Sudirman, dia merupakan salah satu sosok pendiri Federasi Bulutangkis Indonesia PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) sebagai induk organisasi bulutangkis di tanah air.
Berkat kinerja dan ketokohannya, Dick Sudirman telah dipercaya menjadi Ketua PBSI dalam rentang waktu yang cukup lama, yakni selama 22 tahun. Jelasnya, tahun 1952 hingga tahun1963 kemudian lanjut lagi pada tahun 1967 hingga tahun 1981.
Sementara di kancah internasional, Dick Sudirman pernah menjabat sebagai Wakil Presiden IBF (International Badminton Federation) atau Federasi Bulutangkis Internasional. Kehadirannya di perkembangan bulutangkis dunia dicatat sebagai sosok yang berjasa dan berkontribusi besar untuk perkembangan bulutangkis dunia.
Kontribusi yang riil, seperti diketahui bahwa federasi bulutangkis dunia pernah terpecah 2 (dua) yakni IBF dan BWF. Dualisme kepengurusan induk organisasi bulutangkis dunia itu awalnya berjalan sendiri-sendiri. Dick Sudirman dan tokoh-tokoh lain yang sepaham menggagas jalan bijak untuk menyatukan kedua induk organisasi tersebut.
Finalnya, seperti yang kita saksikan saat ini, federasi bulutangkis dunia hanya satu yakni BWF. Imaginasi penulis, ketika Dick Sudirman menyaksikan dua kubu besar berseteru, batinnya terusik untuk menyatukannya, bukan memperkeruh suasana. Naluri penulis, mendiang Dick Sudirman merupakan sosok yang netral dan pendamai, bukan sosok kontroversial yang buru pencitraan.
Lebih jauh tentang Piala Sudirman, sampai tahun ini, Sudirman Cup 2020 (2021) di Vantaa, Finlandia merupakan seri atau edisi ke-17. Terhitung sejak mulai dilaksanakannya Sudirman Cup I (pertama) di Jakarta tahun 1989. Sifat dan keutamaan kejuaraan tersebut sebagai ajang untuk membawakan nama baik bangsa dan negara peserta dan mendulang poin peringkat WBF. (bersambung).
Sumber: – Situs Resmi BWF, Situs Resmi PB Jarum, sumber lain yang diolah penulis
Piala Sudirmam tahun 1989 keyika Infonesia meraih juara. (Foto: Repro Bola.com).