SIDRAP, MNC — Komisi B DPRD Kabupaten Bulukumba dipimpin Ketuanya Fahidin, HDK, Selasa (2/2/2021), melakukan kunjungan kerja di Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sidrap.
Pada kunjungan kerja tersebut, Komisi B menggandengan Dinas Ketahanan Pangan Bulukumba, sekaligus oleh Plt Kadis Ketahanan Pangan Bulukumba Hj.Darmawati membawa sejumlah Pengurus Kelompok Wanita Tani ( KWT ), Pengurus Gapoktan, LKD serta sejumlah pejabat terkait.
Fahidin didampingi Anggota Komisi B yaitu Andi Ahyar, Hj.Naidah, Hj.Andi Narni dan H.Musa menyampaikan, kedatangannya di Sidrap tidak lain ingin mendapatkan informasi langsung dari pejabat berwenang terkait soal keberhasilan Sidrap dalam mengelola Gabah hingga menjadi beras berkualitas.
” Saya mau tahu, kemasan ( Plastik ) hasil produksi sayuran yang masuk ke swalayan apakah tetap menggunakan merk KWT dan apa kemasan diproduksi dan dibiayai oleh KWT atau Pemkab Sidrap,” tanya Fahidin.
Demikian pula disampaikan Plt Kadis Ketahanan Pangan Bulukumba Hj.Darmawati, tekait soal pengelolaan TTI ( Toko Tani Indonesia ).
” Mohon informasinya, bagaimana pengelolaan TTI termasuk kemasan hasil olah pangan dari Kelompok,” tanya Hj.Darma.
Plt Kadis Tanaman Pangan, Hortikultura dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sidrap Ibrahim, didampingi salah seorang Kabidnya menyambut positif kedatangan tim dari Bulukumba, sekaligus menyampaikan selamat datang di Sidrap.
Dihadapan tamunya, Ibrahim menyampaikan, luas baku sawah 44.959 hektar terdiri dari Sawah Irigasi 38.126 hektar dan Sawah tadah hujan 6.833 hektar. Selain itu ketersedian air khusus irigasi sangat menentukan keberhasilan Swasembada padi di Sidrap.
“Potensi lahan bukan sawah di Sidrap yang biasa ditanami padi gogo, jagung dan kedelei seluas 72.246 hektar.
Pada kesempatan itu, dia menjelaskan saat ini ada sekitar 43 KWT di Sidrap dan beberapa diantaranya, hasil produksi tanaman sayur KWT sudah tembus ke pasar modern.
” Jadi kami selaku pembina KWT, mengajak pengusaha pasar modern yang ada di Sidrap untuk ikut serta menjual produk lokal. Dan Alhamdulillah sejak 2016 lalu sayur dari KWT sudah masuk pasar modern, bahkan ada yang tembus hingga Makassar,” ungkap Ibrahim.
Terkait soal pengelolaan TTI dan kemasannya, Pihaknya bekerjasama dengan SKPD lainnya, termasuk Dinas Perindustrian.
Selain itu, Ibrahim menambahkan, saat ini di Sidrap sementara diusahakan setiap Desa ada Lumbung padi, dan di Sidrap, beras selalu tersedia, karena belum habis beras di Lumbung, Petani kembali melakukan panen. DP