SLEMAN, MNC – Siapa bilang PSM Tim yang lemah? Indikasinya, bisa dilhat dari statistik pertandingan relatif berimbang, bahkan PSM lebih banyak menguasai bola ketimbang PSS. Gambaran statistiknya, PSS vs PSM komparasinya, ball possesion (45 % : 55 %), shots on target (3 : 2), shots off target (1 : 4), pass accuracy (18 % : 18 %), tackles (3 : 2) dan fouls (5 : 20).
Indikasi lainnya, bukankah sebelumnya, PSM telah mengalahkan sejumlah tim kuat seperti Persebaya ditumbangkan dengan skor 3 – 1, Persib Bandung ditahan 1 – 1 dan Juara bertahan Bali United ditaklukkan dengan skor, 2 – 1, belum lagi tim-tim lain yang tak disebutkan semua, sempat direpotkan tim berjuluk Laskar Juku Eja ini.
Indikator sederhana ini menunjukkan bahwa sebetulnya, PSM itu tim kuat yang dimotori pemain-pemain berkualitas. Lantas, kenapa sering tersandung dan kalah, bahkan pernah kalah dari tim papan bawah klasemen. Kalah bukan karena lemah, tapi karena sering lengah sesaat, tidak fokus dan kurang konsisten.
Termasuk ketika berlaga dengan PSIS Semarang pada laga kedua seri 3 BRI Liga 1, pekan ke-13. Laga yang berlangsung di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Senin, (22/11/2021), terbilang seru. Dan PSM kalah dengan skor tipis, 0 – 1.
Begitu laga babak pertama dimulai, Laskar Mahesa Jenar, julukan PSIS Semarang, langsung menyerang dan menekan PSM. Pasukan Ramang. julukan
lain PSM, berusaha membendung serangan tim yang dilatih Imran Nahumarury itu, namun justru PSM terkesan teledor.
Akibatnya, dalam satu kemelut, Bruno Silva yang mendapatkan bola liar di depan sudut kanan gawang PSM, dengan gerakan cepat dan jeli dapat mengecoh pertahanan PSM dan menaklukkan penjaga gawang Hilman Syah. Bruno Silva menciptakan gol cepat pada menit ke-5.
Gol cepat yang mengejutkan tersebut membuat PSM berusaha balik menyerang sehingga menjelang menit ke-10, PSM mulai keluar dari tekanan. Hanya saja, gol tersebut lagi-lagi dinilai oleh simpatisan PSM sebagai “penyakit kambuhan” PSM.
Bruno Silva, kreator PSIS dan bek PSM Serif Hasic (Foto: Twitter/@liga 1 match)
Aksi Simpatik Kreator PSM, Wiljan Pluim Pada menit ke-14 aksi simpatik dipertunjukkan sang kreator PSM Wiljan Pluim. Ketika melakukan pelanggaran terhadap seorang pemain PSIS sehingga
terjatuh, Pluim menarik lengan pemain itu untuk bangkit sembari memberikan senyum bersahabat. Pemain PSIS menyambutnya dengan senyum pula, lalu memeluk Pluim kemudian keduanya saling berpelukan sesaat.
Kembali ke ‘penyakit’ kelengahan sesaat pemain PSM, sebetulnya pelatih PSM, Milomir SesIija telah memperingatkan pemain di Bosowa Sport Centre, Makassar, pada sesi latihan saat rehat untuk siap memasiki seri 3 Liga 1, beberapa waktu lalu.
Ketika itu, Milo mengakui anak asuhannya sering lengah sesaat, tidak fokus atau kurang konsentrasi. “Padahal 20 menit saja lengah, akibatnya bisa fatal, ” ujar Milo kepada awak media saat itu.
Sekali lagi, PSM bukan tim lemah, hanya terkadang lengah dan itu yang dimanfaatkan lawan. Terbukti, setelah kebobolan di awal laga, PSM bangkit sehingga kedua tim saling serang dan masing-masing memiliki peluang, meski skor 0 – 1 tetap bertahan hingga turun minum.
Di babak kedua, tempo permainan meningkat dan silih berganti melakukan serangan, bahkan Wiljan Pluim cs lebih banyak menekan, namun tak mampu menembus pertahanan PSIS yang solid. Sejumlah pemain kedua tim, dihadiahi kartu kuning oleh wasit.
Sayangnya, di ujung laga terjadi ketegangan antara Anco Jansen, striker PSM asal Belanda, dengan penjaga gawang PSIS, Jandia Eka Putra sehingga keduanya diganjar kartu kuning. Laga pun berakhir dengan skor tetap bertahan, 1 – 0 untuk kemenangan PSIS dengan kapten, Wallace Costa
Praktis PSIS Semarang dengan kapten, Wallace Costa itu kokoh di papan atas dengan raihan poin 23, progresnya dari posisi ke-5 naik ke posisi ke 4 klasemen. Sedangkan PSM Makassar yang kalah, dan ini baru meraih poin 17, stagnan di papan tengah atau posisi ke-9 klasemen sementara. (ABDUL).
Ini Sang Kreator PSM, Wiljan Pluim, umpan-umpannya jitu (Foto: Dok. PSM).