PAREPARE, MNC – Pelaksanaan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Angkatan ke-23 di Kota Parepare telah berlalu. Bila dicermati, ada kesan-kesan berarti yang patut disimak. Seperti telah dilansir berbagai media UKW ke-23 tersebut sukses, telah berlangsung 2 hari di Hotel Bukit Kenari di kota kelahiran Presiden ke-3 RI, Prof DR Ing. BJ Habibie, Sabtu-Minggu (26-27/6/2021).
Kesan mendasar yang urgen diketahui khalayak tentang kehadiran tim penguji (asesor) 7 orang, yang tentu saja merupakan orang-orang pilihan di kancah jurnalistik. Salah satunya, Hendry Chaerudin Bangun, asesor yang aktif di Lembaga Penguji UKW PWI Pusat sejak tahun 2012 hingga sekarang.
Praktis, sosok Hendry Chaerudin Bangun yang juga elegan disebut Hendry Ch Bangun, kehadirannya di Kota Parepare membawa misi PWI Pusat sebagai penguji UKW. Meski demikian, Hendry Ch Bangun yang juga dikenal sebagai Wakil Ketua Dewan Pers menyempatkan diri mengemban perannya melakukan verifikasi faktual terhadap dua media di Parepare yakni Parepos.co.id dan Pijarnews.com
Diperoleh informasi dari suasana UKW ke-23 di kota pelabuhan, Pak Hendry Ch Bangun termotivasi untuk datang melihat langsung kota kelahiran mendiang BJ Habibie. Sekilas dikenang bahwa pada masa Orde Baru kebebasan pers cenderung dikekang. Begitu Rezim Orde Baru (Orba) tumbang, BJ Habibie pun dilantik jadi Presiden RI ke-3 menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri.
Dari alih kepemimpinan itu perkembangan pers di negeri ini memasuki babak baru. BJ Habibie – yang sebenarnya orang ke-2 (Wapres) di rezim Orba – punya pandangan lain menyikapi eksistensi pers. Presiden BJ Habibie menyadari pers sebagai salah satu pilar demokrasi perlu diberi ruang yang lebih luas. BJ Habibie membuka kran kebebasan pers. BJ Habibie pun dinilai sebagai pencetus kebebasan pers yang kental.
Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Pusat, Sasongko Tedjo (FOTO : IRA WAHID)
Dalam suasana senggang,Tim Penguji UKW ke-23, Hendry Ch Bangun (Waket Dewan Pers), Sasongko Tedjo (Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Pusat) dan anggota tim penguji lainnya, mengunjungi Monumen Cinta Sejati Habibie – Ainun. Tim penguji didampingi Plt Ketua Parepare-Barru, Andi Mulyadi, unsur Pengurus PWI Sulsel dan Panitia Pelaksana.
Di area monumen tim penguji UKW berkomentar. “Saya kira monumen itu jadi ikon yang luar biasa bagi Kota Parepare. Dan memang selama ini untuk perlambang cinta sejati ada pada sosok Habibie dan Ainun,” ujar Sasongko Tedjo, penguji yang juga Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Pusat. Komentar senada disampaikan Ketua PWI DKI Jakarta, Sayid Iskandarsyah. “Monumen ini top, memang cinta sejati ada di sini. Monumen Cinta Sejati Habibie – Ainun,” imbuh Ketua PWI DKI Jakarta, Sayid Iskandarsyah.
Sebagaimana telah disampaikan pada suasana Penutupan UKW ke-23 bahwa, dari 41 peserta jenjang Muda dan Utama yang ikut, 34 peserta dinyatakan kompeten (lulus) dan 7 peserta tidak kompeten (tidak lulus). Tim Penguji yang ditugasi PWI Pusat menetapkan kompeten atau tidak kompetennya peserta sebanyak 7 orang yang telah berkualifikasi penguji (asesor). Ketujuh asesor tersebut adalah, Hendry Ch Bangun (Waket Dewan Pers), Sasongko Tedjo (Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Pusat), Sayid Iskandarsyah (Ketua PWI DKI Jakarta), H Suwardi Thahir (Waket Bid Pendidikan PWI Sulsel), Pahit Narotama (Kalimantan), Widiartono (Jawa) dan Izaac dari Maluku. (NURMAS/ABDUL/MNC/bersambung).
Waket Dewan Pers Hendry Ch Bangun (baju hitam tengah) dan Penguji lainnya, serta Pengurus PWI Sulsel di Monumen Cinta Sejati Habibie – Ainun (FOTO : IRA WAHID)