MAKASSAR, MNC — Ada semacam mitos yang berkembang di kalangan masyarakat Islam tradisional tertentu di Sulsel mengatakan kalau orang ketemu Lailatul Qadri, apapun yang ia minta akan dikabulkan. Mau kaya akan dapat harta melimpah, mau agama akan dikasi ilmu agama yang dalam dan mau kedudukan akan dapat kedududukan yang mulia.
Anggapan ini masih memerlukan pencerahan dari ulama dan ahli agama untuk meluruskannya. Sebab yang ada dalilnya, ketika umat Islam melaksanakan ibadah pada bulan Ramadan, saat turunnya Lailatul Qadri, maka sama nilainya melaksanakan ibadah 1000 (seribu) bulan atau 83 tahun lebih.
Nah, siapa yang mau ketemu Lailatul Qadri, tidak begitu sulit. Datang saja ke Sangalinna Kelurahan Bira Kecamatan Tamalanrea, Makassar. Tepatnya, jalur arteri tol Jl Ir Sutami, belakang PT Sinar Gowa. Dijamin pasti ketemu, hanya saja yang ini adalah sebuah masjid namanya Masjid Lailatul Qadri.
Meski terbilang mungil, namun masjid yang berwarna kuning dikombinasi warna hijau telah memiliki menara yang menjulang tinggi sehingga nampak berkharisma. Eksistensinya, relatif sama dengan masjid-masjid besar yang ada. Di musim tarawih Ramadan atau Jum’atan, Masjid Lailatul Qadri sering dipenuhi jamaah.
Tak hanya itu, panitia masjid juga amat konsen mengundang para dai dan mubbaliq secara bergiliran hadir memberikan ceramah atau khutbah di masjid ini.
Pekan ketiga Desember 2021, tepatnya Jum’at, (17/12/2021), panitia menghadirkan seorang udztas bermama Andi Amiruddin, S. Ag sebagai khatib pembawa khutbah Jum’at.
Dari khutbahnya, ada makna-makna penting yang dipaparkan di hadapan jamaah Salat Jum’at hari itu.
Udztas Amiruddin antara lain membahas betapa pentingnya kewajiban melaksanakan salat 5 (lima) waktu itu. Digambarkannya, ketika kita tidak mampu berhaji (naik haji) masih ada ibadah salat, jika kita tidak mampu berzakat atau bersedekah secara maksimal masih ada salat kita.
Akan tetapi ketika lalai melaksanakan salat 5 waktu, amalan-amalan yang lain tak diperhitungkan. Oleh karenanya, mubaliq ini sangat menyayangkan masih banyak masyarakat muslim yang suka melalaikan salat. Mengaku muslim, tapi tak melaksanakan salat 5 waktu. Salatnya hanya sekali seminggu (salat Jum’at), bahkan ada yang salatnya hanya 2 kali setahun,
(Salat Idulfitri dan Idul Adha).
Penceramah yang beralamat di Kompleks Perumahan Villa Mutiara ini juga menyinggung, musibah dan bencana diturunkan Tuhan YMK karena banyak umat yang melalaikan kewajibannya. Untuk itu, Udztas Amiruddin menyerukan agar umat tidak melalaikan salat 5 waktu. Salatnya, jangan ditunda-tunda dan datanglah ke masjid untuk salat berjamaah.
Pada intinya, udztas ini menggaris bawahi bahwa kalau ingin selamat dunia dan akhirat, hanya ada 2 (dua) syaratnya. “Sempurnakan salat dan perbaiki hubungan dengan sesama manusia. Ini janji Allah, bukan janji partai, ” jelasnya.
Ketua Pembangunan Masjid Lailatul Qadri, H. Syarifuddin Thalib yang ditemui, usai Salat Jum’at mengungkapkan, bahwa masjid ini ukuranya hanya 12 × 13 meter. Namun terlihat masih ada sisa pekarangan atau bisa dikembangkan dengan dibangun bertingkat.
H. Syarifuddin, yang juga tokoh masyarakat setempat mengakui yang diprogramkan mendesak adalah atap masjid yang sudah mulai bocor, akan direnovasi dengan menggunakan rangka baja. Dikataksn, jàmaah masjid ini, merupakan warga masyarakat setempat dan karyawan-karyawan perusahaan yang berlokasi di sekitar masjid.
Bagi donatur yang ingin memberikan sumbangan atau bantuan pembangunan masjid ini, dapat berhubungan langsung dengan Ketua Panitia Pembangunan Masjid Lailatul Qadri, H. Syarifuddin Thalib, Jl. Ir Sutami, belakang PT Sinar Gowa, Ponsel/WA: 085321511414. (ABDUL).
Jamaah masjid Lailatul Qadri Makassar usai salat Jum’at, 17-12-2021 (Foto: ABDUL)