PAREPARE, MNC – PAIR (Parnertship For Australia Indonesia Research), lembaga riset asal Australia mengunjungi Kota Parepare. PAIR Research Coordinator, Hasnawati Saleh MSc PhD yang hadir beserta jajaran diterima resmi Kepala Bappeda Parepare, Zulkarnaen Nasrun mewakili Pemerintah Kota Parepare di Lounge BJ Habibie, Kantor Wali Kota Parepare, Kamis (23/11/2023).
Setelah penerimaan selanjutnya dilakukan diskusi dan pemaparan program riset di Kantor Bappeda Parepare.
Kepala Bappeda Zulkarnaen didampingi Sekretaris Bappeda Dede Alamsyah Wakkang, Kepala Bidang Perencanaan Prasarana Wilayah dan Ekonomi Kadek Sroningsih, Kepala Bidang Litbang Andi Pangurisan Walinono, dan SKPD teknis lainnya.
PAIR sendiri merupakan lembaga riset milik Australia yang telah bekerjasama dengan tujuh Perguruan Tinggi dalam negeri di antaranya, Universitas Hasanuddin, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), dan Universitas Airlangga (Unair).
Kemudian juga bekerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri di antaranya Monash University, The University of Melbourne, The University of Queensland, The Universitay of Westernisasi Australia, jelas Zulkarnaen.
Sekretaris Bappeda Dede Alamsyah Wakkang mengatakan, PAIR menyatukan peneliti lintas disiplin dari 11 universitas untuk bekerja dengan pembuat kebijakan, bisnis dan kelompok masyarakat, dengan menggunakan bukti faktual untuk memecahkan masalah pembangunan. PAIR mengangkat tema konektivitas, orang, dan tempat
Dede menjelaskan, di Sulawesi Selatan pada bidang komoditas, PAIR mendorong inovasi bagaikan pengembangan rumput laut, dan pengembangan wilayah pesisir termasuk di Kota Parepare.
“Dalam bidang transportasi, logistik, dan rantai pasokan, PAIR berfokus pada konektivitas dan efesiensi antar moda, dengan mencari cara baru bagi petani dan bisnis untuk memindahkan barang dari peternakan ke pelabuhan. Dan sangat cocok dengan Kota Parepare sebagai kota jasa pelabuhan,” ungkap Dede.
Sementara dalam bidang kepemudaan, Dede mengemukakan, PAIR mendorong pemuda berusia 16 sampai dengan 30 tahun, terutama perempuan dan penyandang disabilitas. “PAIR meneliti masalah kaum muda dari perspektif kesehatan, kesejahteraan, keterampilan, dan pengembangan usaha,” papar Dede. (**)