MAKASSAR, MNC – Konferensi Kerja atau Rapat Kerja (Raker) Persatauan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Sulsel telah berlalu. Sebagaimana telah dipaparkan media ini sebelumnya bahwa, di sisi kanan Gedung PWI tersedia stand kuliner berupa Warkop PWI yang konsepnya beraroma jurnalistik. Ada kopi wartawan magang, ada es kopi siaran langsung dan jenis kopi lainnya.
Selain itu ada juga teh jurnalis galau, milk shake photografer, dan jenis minuman lainnya. Termasuk Warung Bebek Goreng Sulawesi (Begos), merupakan sajian spesialis stand kuliner pendukung kantor pusat organisasi kewartawanan itu.
Satu lagi sarana lain yang menjadi fasilitas melekat, bahwa di sisi kiri gedung PWI ditempatkan masjid wartawan yang bagian depannya dilengkapi pelataran parkir. Sementara bagian belakang masjid disiapkan toilet, tempat bersih-bersih dan tempat wuduk.
Masjid mungil berlantai 2 yang berukuran sekira 10-an meter persegi termasuk sebuah bangunan kokoh yang terbilang lux, dengan pintu kaca masjid yang tebal dan transparan. Meski sarana ibadah ini relatif kecil, namun interiornya boleh dibilang di atas rata-rata. Lantai masjid telah dipenuhi dengan karpet we ta hijau tua yang tebal dan kuat. Sementara khusus di posisi tempat imam disiapkan sajadah jumbo yang terkesan mengapresiasi sang imam yang memimpin salat.
Masjid yang plafonnya cukup tinggi ini dilengkapi pula dengan lampu hias yang indah, perangkat sound system yang luaran suaranya jernih dan pendingin ruangan yang mumpuni. Ketika kita berada di dalam masjid dijamin akan merasakan suasana sejuk, tenang dan damai.
Istimewanya lagi, pengelola telah menyiapkan panitia kecil dan imam masjid yang secara rutin memimpin salat 5 waktu. Begitu memasuki waktu salat, berkumandang suara adzan yang kedengaran nyaring lewat sound system masjid. Peserta raker tak kesulitan lagi mencari tempat ketika tiba waktu salat. Praktis, bagi peserta raker, wisawan kuliner atau orang yang melintas di jalan protokoler Jl AP Pettarani – yang konsisten dengan salat on time (tepat waktu) – ia salat memanfaatkan Masdjid Wartawan PWI ini.
Dua hari pasca raker, terlihat Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat, H Zulkifli Gani Ottoh (Zugito) disertai Ketua PWI Provinsi Sulsel, HM Agussalim Alwi Hamu, sempat salat Magrib bersama sejumlah wartawan dan warga. Duduk depan di samping kanan Pak Agus, sapaan Ketua PWI yang juga Dirut PT Media FAJAR, ada Abdul dari Merah Putih Pos (MERPOSNews.com) disusul H Hamzah (Bestari) disisi kiri Pak Agus. Seterusnya, di samping kiri H Hamzah terlihat Pak Zugito yang dipercaya mewakili Ketua Umum PWI Pusat pada Raker PWI Sulsel, yang dihelat dua hari sebelum salat bersama itu.
Terkait dengan masjid wartawan menjadi nilai plus pada raker PWI yang belum lama ini digelar. Serangkaian raker dikukuhkan Pengurus Yayasan Masjid Wartawan. Ide tersebut dinilai sebagai inovasi baru dan positif periode kedua kepemimpinan HM Agussalim Alwi Hamu menakhodai PWI Sulsel.
Yayasan ini imbasnya bisa menyebar ke masjid-masjid yang beraroma wartawan di seluruh wilayah kerja PWI Prov Sulsel. Hanya saja, pada season pertama raker berupa pesan-pesan Ketua PWI, Pak Agus yang getol menyuarakan profesionalisme wartawan era digital sempat memberikan pesan tegas. ”Kalau pengumpulan dana untuk PWI masih bisalah dipotong hingga 10 persen, tapi kalau untuk masjid, haram hukumnya untuk dipotong,” tegas Pak Agus, tokoh pers yang lahir di era milineal itu.
Kalau diterjemahkan penegasan singkat Pak Agus itu menyiratkan pesan religi bahwa, kalau berurusan dengan masjid (baca: rumah Allah] tidak ada tawar-menawar alias tidak boleh disalahgunakan. Satu pesan yang patut diapresiasi. (ABDUL/MNC/selesai
Dari kiri. Ketua PWI Prov Sulsel, HM Agus Salim Alwi Hamu, H Hamzah Kattang (Seksi Kesra), Ketua Bid Organisasi PWI Pusat, H Zulkifli Gani Ottoh (Foto : ABDUL/MNC).