PINRANG, MNC – Berawal dari upaya Kepala Desa Patobong, Pinrang H Muslimin Malli yang berupaya agar anak-anak yang berkonflik bisa berdamai, namun sebelum berdamai pihak yang merasa dirugikan ingin membalas lebih dulu sebelum upaya damai ditempuh. Hal itulah yang kemudian menyebabkan perkelahian terjadi. Menurut Muslimin ini hanya bentuk kenakalan remaja saja dan sudah damai di Polisi.
Penyebab awalnya menurut Muslimin yakni gara-gara “sicobi – cobi” (baku ejek). Akhirnya siswa Madrasah Aliyah DDI Patobong terlibat perkelahian dengan warga.
Muslimin sempat berusaha melerai dibantu oleh Zulkifli guru SD 164 Patobong.
“Begitulah ini kenakalan remaja saja, persoalan sepele ji, awalnya baku cobi-cobi akhirnya terjadimi”, terang Muslimin.
Hasil konfirmasi Rabu 11 Maret 2020. Disebutkan perkelahian terjadi sekira dua minggu yang lalu (akhir Februari 2020). Tidak jauh dari kantor kepala desa Patobong, tepatnya di perpustakaan desa.
Masyarakat yang enggan disebut namanya menyesalkan insiden tersebut. Anak – anak yang masih berstatus sebagai pelajar. Apalagi dari latar belakang lembaga pendidikan agama (madrasah).
Semestinya lebih terjaga dari potensi perkelahian, apapun alasannya orang tidak akan banyak bertanya tentang siapa yang salah. Tapi yang jelas dia anak Madrasah.
Kepala sekolah Madrasah Aliyah DDI Patobong Hartati SAg, mengaku dirinya tidak tahu menahu soal perkelahian siswanya tersebut. Menurut nya itu terjadi di luar kompleks Madrasah dan di luar jam belajar.
“Maaf saya tidak tahu kalau ada peristiwa itu, terjadinya sore jadi bukan pada saat jam belajar”, lontar Hartati.
(RUSDI DJURAIJ/MNC)