SIDRAP, MERPOS — Kepala Desa Mattirotasi, Kabupaten Sidrap, Bahar Idris diduga telah memecat lima stafnya gegara tidak menjalankan instruksinya dalam memilih calon anggota legislatif (caleg) tertentu pada Pemilihan Umum (Pemilu) 14 Februari 2024 lalu.
Kabarnya, oknum kepala desa ini nekad melakukan tindakan pemecatan terhadap bawahannya tersebut lantaran kecewa berat. Pasalnya, jumlah dukungan caleg pilihannya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) jauh dari harapannya, sehingga menuduh kelima stafnya itu tidak menuruti perintahnya.
Asmiasi, salah seorang Staf Kantor Desa Mattirotasi, Kecamatan Watangpulu, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan mengaku heran atas pemecatan dirinya bersama keempat rekannya oleh atasannya yang dinilai tidak beralasan dan di luar prosedur itu.
“Kami dipecat gara-gara beda pilihan caleg dengan Pak Desa (Bahar Idris),” ujar Asmi melalui telepon selular saat dimintai konfirmasi, Selasa siang (27/2/2024).
Asmi mengaku diarahkan atasannya itu agar memilih caleg dari Partai Demokrat untuk DPRD Kabupaten Sidrap dan DPRD Provinsi Sulawesi Selatan dan Partai Gerindra untuk kandidat DPR-RI.
“Saat malam pencoblosan, Pak Desa menelepon saya dan teman-teman perangkat desa lainnya agar memilih caleg sesuai petunjuknya. Esoknya, usai pencoblosan, Pak Desa marah-marah dan menyuruh kami mengundurkan diri sebagai staf desa karena suara caleg dukungannya tidak maksimal,” ungkap Asmi.
Senada dengan hal tersebut, perangkat Desa Mattirotasi lainnya, Yuliratni juga mengaku dihubungi Bahar Idris di malam pemilihan untuk memilih caleg tertentu.
“Malam itu dia (Bahar Idris) telepon saya dan dia tanyakan siapa caleg yang akan kupilih, tapi saya bilang itu rahasia. Lalu dia arahkan saya coblos caleg Demokrat. Setelah pemilihan, dia marah-marah ke kami dan minta kami mengundurkan diri. Tapi kami bilang, pecat saja pak karena kami tidak mau mengundurkan diri,” lontar Yuli.
Kepala Desa Mattirotasi, Bahar Idris yang dihubungi terpisah Selasa siang menampik jika ia telah memecat sejumlah stafnya karena beda pilihan di Pemilu Legislatif 2024.
“Memang saya menelepon beberapa staf dan menanyakan kepada mereka siapa (caleg) yang didukung. Hanya itu yang saya tanyakan dan saya rasa itu tidak ada masalah. Dan saya tidak pernah memecat kelima perangkat desa yang dimaksud,” kilah Bahar Idris.
Bahar mengklaim jika ia hanya menyuruh kelima anak buahnya itu mengundurkan diri sebagai staf desa karena dianggap tidak loyal atas perintahnya.
“Saya tidak memecat mereka, tidak ada bukti saya memecat. Saya hanya memberikan ketegasan bahwa kalau tidak mau mendengar, tidak mau ikut arahan saya, silakan mundur. Hal itu, karena mereka membuat gerakan-gerakan tanpa sepengetahuan saya,” tegas Bahar via sambungan telepon.
Selain Asmiasi dan Yuliratni, tiga perangkat Desa Mattirotasi lainnya yang diminta mengundurkan diri lantaran tidak searah dengan kebijakan politik atasannya, mengaku sedang menunggu surat pemecatan secara resmi dari pihak pemerintah desa setempat agar status mereka jelas. IRJAS/DP