TOKYO, MNC – Mereka memang bukan pejuang yang terjun di medan perang melawan penjajah untuk merebut kemerdekaan Mereka juga bukan pahlawan yang bergerilya menentang kaum imperialis untuk mempertahankan kemerdekaan. Namun berkat perjuangan dan prestasinya untuk mengharumkan nama bangsa dan negara, Greysia Polii-Apriyani Rahayu layak menyandang gelar sebagai pahlawan olahraga.
Sosok Greysia Polii dan Apriyani Rahayu, dua putri terbaik yang belakangan ini kalau bisa dikatakan banjjr pujian dan bahkan juga ‘banjir bonus’. Pada momentum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Proklamasi RI ke-76, 17 Agustus 2021, MERPOSNews.com menurunkan analisa selintas tentang sosok yang jadi trending topic pasca Olimpyade Tokyo 2021. Mengungkit-ungkit seorang Greysja Polii dan Apriyani Rahayu bukan bermaksud mendewa-dewakan bak makhluk aneh dari planet lain. Idealnya, kita berangkat dari kodrat bahwa keduanya merupakan sosok manusia biasa yang mampu mengukir sejarah.Tentu saja pantas menjadi idola bagi generasi pelanjut negeri ini. Bila kita mencermati dan me-review multi effect dari prestasinya bisa kita buat resume seperti berikut.
Pertama, memberikan Kado Ultah RI ke-76, 17 Agustus 2021. Identik dan nyaris sama dengan pencapain pendahulunya, Tontowi Ahmad-Liliyana Natsir 6 tahun silam pada Olympiade de Jeneiro Brazil 2016. Persamaannya, sama-sama meraih emas pertama bagi Tim Indonesia di ajang Olympiade dan mengukuhkan tradisi emas Olympiade bagi Tim Bulu Tangkis Indonesia, sama-sama sempat menumbangkan peringkat satu dunia dan sama-sama torehan prestasinya mendekat ke peringatan HUT Kemerdekaan RI sehingga disebut sebagai ‘kado ultah’ RI. Hanya saja, torehan prestasi Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir ketika itu sangat dekat waktunya ke detik-detik pengibaran sang merah putih peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-71, 17 Agustus 2016 lalu, sehingga getarannya lebih besar.
Kedua, kemenangan pasangan Greysia Polii-Apriya Rahayu menyelamatkan muka Indonesia sebagai negara bulutangkis di dunia internasional. Sebagaimana diketahui, Indonesia dikenal sebagai negara bulutangkis. Setiap generasi muncul bintang-bintang bulu tangkis dunia dari Indonesia. Malahan, menjelang perhelatan awal Olympiade Tokyo 2020, Majalah Time AS yang terkenal dengan penilaian spektakulernya memberikan semacam label tersendiri bagi Indonesia sebagai negara ‘gila badminton’.
Tersebutlah pasangan ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gedion sebagai peingkat I dunia versi WBF, masuk dalam daftar 48 atlit yang patut diwaspadai di Olympiade Tokyo 2020. Namun, sebutan majalah time sebagai negara gila badminton seakan meredup lantaran bergugurannya sederetan pemain Indonesia pada babak perempat final dan semifinal. Oleh karena itu, kemenangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang meerebut medali emas di babak final, merupakan kemenanganan yang menyelamatkan muka Indonesia di mata dunia sebagai negara bulutangkis.
Kemenangan fenomenal Duo Celebes
Greysia Polii & Apriyani Rahayu gigit medali emas perlambang perjuangan yang maksimal di Olympiade Tokyo 2020 (Foto: WBF/Repro MNC)
Ketiga, kemengan Greysia-Apriyani merupakan kemenangan fenomenal. Pasangan Greysia/Apriyani yang saat itu hanya peringkat 7 dunia dan bukan unggulan utama Olympiade, ternyata dapat menjatuhkan ganda putri unggulan di atasnya dari Tiongkok, Korea dan Jepang, bahkan dapat menumbangkan ganda putri peringka1 dunia Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dari Jepang. Kempat, Greysia – Apriyani merupakan ganda putri pertama Indonesia yang mencapai babak semifinal Olympiade, bahkan melejit ke babak final dan meraih gold women’s double atau medali emas ganda putri Olympiade 2020.
Dalam hal ini, kemenangan Greysia-Apriyani memicu kualitas bahwa ganda putri Indonesia juga berada di tingkat elit bulutangkis dunia. Kelima, kemenangan itu menjadi titik balik dari Greysia Polii yang pada tahun 2017 nyaris pensiun karena sering terseok-seok pada berbagai even internaional. Kemunculan Apriyani Rahayu terjadi chemistry dan melecut semangatnya sehingga bangkit lagi dan akhirnya meraih prestasi puncak merebut medali emas Olympiade Tokyo.
Keenam, Sulawesi beruntung punya dua putri daerah terbaik yang mengharumkan nama daerah sekaligus mengharumkan nama bangsa di kancah Internasional sehingga disebut sebagai duo Celebes atau duo Sulawesi. Greysia Polii (33 tahun), asal Minahasa Sulawesi Utara yang terpaut 10 tahun dengan Apriyani Rahayu (23 tahun), asal Konawe Sulawesi Tenggara. Ketujuh, biar tak ditebak lagi, Greysia Polli dan Apriyani Rahayu pasti menjadi trending topic, banjir pujian dan juga banjir bonus. Tentu saja, hal itu sangat wajar sebagai bentuk apresiasi kepada putra-putri terbaik bangsa yang berprestasi di tingkat internasional.
Kedelapan, dua karakter melekat Apriyani yakni semangat dan istigfar yang patut dicontoh. Greysia bagi Apriyani adalah senior yang menyatu dan memberikan semangat prima bagi dirinya. Semangat itu keluar dari aura seorang Apriyani. Ketika meraih poin Apriyami hampir pasti berteriak dan mengangkat kedua tangan sebagai perwujudan semangat membara yang dikunci dengan tos bersama Greysia. Kondisi itu ditangkap oleh kameraman sehingga setiap terjadi poin kamera mengarah ke Apriyani. Selain itu, setiap pertandingan ketika bulunya nyangkut di net atau kesalahan lain, Apri biasanya meneriakkan istigfar, “Astagfirullah” dan direspon positif warganet. Apri seperti menyadari, dalam hal pelik sekalipun sesuatu itu tak lepas dari campur tangan Tuhan. Satu karakter melekat seoramg atlit yang patut dicontoh.
Bila kIta replay, Greysia Polii/Apriyani Rahayu meraih medali emas pertama bagi Indonesia setelah di babak final berhasil menaklukkan ganda putri Tiongkok Chen Qingchen/Jia Yifan. Laga final ganda putri bulu tangkis ini berlangsung di Musashino Forest Sports Plaza, Tokyo Jepang, (2/8/2021), lalu. Greysia-Apriyani tampil maksimal dan terus menekan pasangan Tiongkok, Chen-Jia sehingga mampu menang stright set atau dua set langsung dengan skor 21 – 19 dan 21 – 15.Akhirnya ketika itu, Lagu Indonesia Raya berkumandang di negeri Sakura untuk pertama kalinya, diiringi pengibaran sang Merah Putih sebagai bagian dari victory ceremoney
Olympiade Tokyo 2020 lalu. (ABDUL/MNC).
Semangat membara Apriyani Rahayu didampingi Greysia Polii setiap meraih poin dalam pertandingan (Foto: PBSI/Repro MNC)