Sebagai umat muslim, bahwa Hari Raya Idul Fitri juga disebut Lebaran. Adalah Hari besar yang di rayakan secara serantak oleh umat muslim, di seluruh dunia. Tentunya Muh. Ridwan (22) juga ingin merayakannya.
Sebelum ada Covid-19. Setiap tahun bagi sejumlah warga, yang berada diluar kota terkadang serentak mudik. Untuk berkumpul bersama keluarga tercinta, kerabat dan sesama muslim. Guna menyambut hari raya lebaran
Namun, dimana hari besar Idul Fitri 1441 Hijriyah terasa sangat jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Semua ini, bermula adanya bencana non alam virus Corona. Yang telah merubah aktifitas secara keseluruhan, dari kota sampai pelosok desa.
Pada Rabu 27 Mei 2020 Muh Ridwan warga Kabupaten Sinjai, Kecamatan Sinjai Barat, Desa Bontolempamgan, Dusun Rumpala, mengisahkan kepada MERPOSNEWS.COM
Curhatan, dan keadaan yang di alaminya, semenjak Di nyatakan dan terkonfirmasi Positif Covid-19.
Ridwan yang di isolasi di Makassar, yang dinyatakan positif dan masuk daftar OTG, (Orang Tanpa Gejala) dari 11 jumlah pasien yang kini di isolasi bersama, secara terpisah atau beda kamar.
Sebelum nya Ridwan salasatu jamaah tabligh yang baru datang dari luar Kabupaten Sinjai. Saya tiba di Sinjai Barat, dan melakukan karantina mandiri, 19 April selama 14 hari. Dan 2 hari kemudian saya di jemput, untuk melakukan pemeriksaan di RSUD Kabupaten Sinjai, dan di isolasi di Hotel Sinjai.
4 hari saya di isolasi, serta di nyatakan Positif Covid-19. Kemudian 2 hari di Rumah Sakit Sinjai lalu dikirim ke Makassar, tepat 11 hari saya di Hotel Harper Makassar, dengan hari ini.
Saya sangat terpukul dengan adanya becana ini. Yang mana jauh hari sebelum dinyatakan positif. Ketua RT setempat, seakan akan tidak menerima keadaan dan keberadaan saya, semenjak terkonfirmasi positif.
Juga tidak sedikit warga setempat yang mengucilkan orang tua saya. Bahkan saudara saya, juga ikut di jauhi sama teman temanya.
Sebelumnya, adik saya dan sejumlah temannya sering belajar bareng. Tapi kini sesuai kabar dari kampung, kalau saudara saya di jauhi sama teman-temannya.
Sedih rasanya, namun saya yakin Allah tidak akan memberi ujian, kalau ujian itu tidak mampu di hadapi oleh hambanya, dan saya yakin kalau ini ujian.
Lebih jauh Muh. Ridwan mengungkapkan, kalau selama di Makassar pihak dari pemerintah setempat, tidak pernah ada yang menhubunginya. Selain teman teman nya, yang biasa cetingan dan menghibur nya. Saya sangat senang, klau ada teman yang cetingan yang memberi support.
Sementara penanganan Medis saat di isolasi di Hotel Harper Makassar. Tidak pernah di periksa setiap 24 jam. Cuman kalau kita ada keluhan, baru langsung hubungi pendamping, tuturnya Ridwan melalui via telpon ke awak media ini.
Jujur, saya sangat rindu dan teringat momentum saat Hari Raya Idul Fitri, seperti tahun lalu, berkumpul dengan orang tua dan saudara. Sangat merindukan berada di tengah keluarga.
Semoga musibah yang menimpah, dapat menguatkan saya peribadi dan keluarga. Terima kasih saya Ucapkan kepada seluruh keluarga dan teman. Yang selalu memberikan support agar secepatnya bisa sembuh.
Saya juga mewakili teman teman yang di isolasi di Makassar mengucapkan, banyak Terima kasih kepada Bapak Bupati Andi Seto Gadista Asapa, dan Wakil Bupati Hj. Andi Kartini Ottong. Serta Tim Medis yang telah memberikan solusi dan pelayanan kepada kami semua.
Semoga di Kabupaten Sinjai, pasien positif tidak bertambah, dan semoga kita semua selalu dalam lindungan yang Maha Kuasa aamiin yra, tutur Ridwan bernada sedih tapi semangat
Bupati Asa yang berusaha di mintai tanggapan melalui WhatsApp, hingga kini Kamis 28 Mei 2020 belum memberi respon.
(SUPRIADI BURAERAH/MERPOS)