NUNUKAN, MNC – Wakil Bupati Kabupaten Nunukan, H Hanafiah resmi membuka Festival Iraw Tidung Borneo Bersatu II yang diselenggarakan sejak 25 – 30 November 2021. Ajang ini sekaligus diharapkan mampu merajut silatuhrahmi antara sesama sehingga perlu dijaga kelestariannya.
“Dengan adanya budaya maka banyak hikmah yang dapat dipetik dan dijadikan nilai dalam kehidupan manusia. Dalam budaya mengandung tata krama, nilai dan norma serta terjalinnya silahturahmi,” ujar Hanafiah, Sabtu (27/11/2021).
Selanjutnya dikatakan, Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan terus berupaya, agar adat dan budaya yang menjadi kekayaan tersendiri ini terus terawat dan dilestarikan.
Termasuk pula Festival Iraw Tidung Borneo Bersatu yang kedua kalinya di Kabupaten Nunukan.
Hanafiah berharap, kegiatan ini akan mendapatkan nilai positif yang dapat diperoleh, terutama dalam menjalin silaturahmi antara negara serumpun, yakni Malaysia, Filipina dan Brunei Darussalam.
Kemudian terjalinnya hubungan baik antara lima kabupaten/kota di Kalimantan Utara (Kaltara), sehingga kedepan keberadaan Adat Tidung dapat ikut serta membangun Kaltara, khususnya Kabupaten Nunukan.
“Kita akan mengusulkan event ini menjadi agenda tahunan dan bakal didaftarkan sebagai even berskala nasional, bahkan internasional guna menarik wisatawan lokal serta mancanegara ke Kabupaten Nunukan,” katanya.
Ketua Panitia Penyelenggara Festival Iraw Adat Tidung Borneo Bersatu II, H. Surai mengatakan, kegiatan akan berlangsung selama 3 hari yakni 27 hingga 29 November 2021 yang dipusatkan di Baloy Adat Tidung Desa Binusan Kabupaten Nunukan.
“Kegiatan ini bertujuan mengembangkan, melestarikan, serta memajukan adat istiadat, seni dan budaya suku tidung agar parameter sebuah kebudayaan etnis Tidung tetap eksis dan jaya, baik ditingkat nasional maupun dunia internasional,” ujarnya.
Tokoh Adat Tidung se Kalimantan Utara.
Masyarakat Adat Suku Tidung, merupakan suku asli Pulau Kalimantan bersama Rumpun Etnis Dayak lainnya yang mendiami kawasan utara pulau kalimantan. Suku Tidung tersebar dan menjadi penduduk asli di Lima Kabupaten/kota se Kalimantan Utara.
“Selain itu masyarakat adat suku tidung juga merupakan suku asli di Empat Negara Serumpun yaitu, Indonesia, Malaysia, Fhilipina dan Brunei Darussalam” Terangnya.
Dijelaskan, kegiatan ini terselenggara bermodalkan kebersamaan, kegotongroyongan dan kerja keras. Bentuk gotong royong tersebut dapat dilihat bahwa, acara ini terselenggara dari bantuan les beras setiap rumah.
“Dari les beras setiap rumah dapat terkumpul sebanyak 3 ton beras, dan mampu menghomestaykan sebanyak 1600 orang,” tambahnya.
Disinggung mengenai kehadiran Gepak Kuning Kalimantan Timur di Festival ini. H. Surai mengatakan bahwa, kehadiran Gepak Kuning Kalimantan Timur untuk mensuppor sekaligus penyemangat, dan berharap kedepannya Gepak Kuning akan berperan dan semakin membesarkan gaung Iraw Tidung Borneo Bersatu.
Hadir di Festival Iraw Adat Tidung Borneo Bersatu II, Ketua Gepak Kuning Kalimantan Timur, Suriansyah mengatakan kegiatan Festival Iraw Borneo Bersatu II di Baloy Adat Tidung Kabupaten Nunukan ini, mendapatkan dukungan juga dari Polda Kalimantan Timur khususnya Direktorat Intelkam, dan lebih terkhusus lagi Kasubbid Ekonomi.
“Gepak Kuning Kaltim mengucapkan terimakasih kepada Polda Kaltim khususnya Direktorat Intelkam dan lebih terkhusus lagi Kepala Subbid Ekonomi, AKBP Hendrik Eka Bahalwan SH, SIK yang juga sangat mendukung kegiatan Festival Iraw Tidung Borneo Bersatu II di Kabupaten Nunukan. Diharapkan kegiatan ini berjalan tertib, lancar, aman dan terkendali,” terang Suriansyah.
Selain itu, Gepak Kuning Kalimantan Timur juga berencana membentuk Kepengurusan Gepak Kuning di Kabupaten Nunukan sebagaimana juga sebelumnya telah membentuk Kepengurusan Gepak Kuning di Kota Tarakan.
“Gepak Kuning Kaltim akan berkoordinasi dan meminta masukan dari tokoh-tokoh adat yang ada di Kabupaten Nunukan, sehingga pembentukan Gepak Kuning di Kabupaten Nunukan nantinya berjalan lancar,” tutup Suriansyah. (GAZALBA TAHIR/MERPOS)
Baloy Adat Tidung di Binusan, Kabupaten Nunukan.