Kalangan keluarga Hikmah tak pernah membayangkan sebelumnya kalau Hikmah bakal tampil menyanyi di televisi nasional. Namun berkat keuletannya menghadapi tantangan, akhirnya ia sukses. Rahasia sukses dara asal Sidrap itu tergambar dari lika-liku kariernya. Berikut lanjutan hasil perbincangan Marno Pawessai, beberapa waktu lalu, di Pare Beach Hotel Kota Parepare.
Awalnya, orangtua tak merestui Hikmah ikut-ikutan nyanyi dengan alasan pendidikan bisa terbengkalai. Sikap orangtua itu menjadi tantangan awal dan mendasar yang menghadangnya. “Mau dilanggar, ini titah orangtua. Ikuti kehendak orangtua, batin tertekan. Karena nurani sudah bulat untuk seirus nyanyi ‘gitu. Jadinya, bingung aku, ” tutur Hikmah mengenang masa lalunya.
Ibu bilang, lanjut Hikmah, tidak perlu nyanyi-nyanyi begitu, buang-buang waktu saja dan akhirnya kau putus sekolah. Keputusan berat orangtua itu akhirnya disikapi Hikmah untuk konsisten belajar hingga tamat sekolahan. Meski batin tertekan, kepatuhan seorang Hikmah terbukti di hadapan orangtua.
Hikmah berhasil menyelesaikan pendidikan TK, SD, SMP dan SMA di daerahnya. Obsesinya yang ingin menjadi penyanyi berkelas terus bergejolak dan muncullah inspirasinya. “Kalau saya juara dan dapat hadiah pada lomba nyanyi tentu orangtua tidak marah-marah, “pikir Hikmah dalam hati. Secara sembunyi – sembunyi dan curi-curi waktu Hikmah pun ikuti lomba nyanyi. Awalnya, tidak dapat juara tapi tak mau menyerah untuk ikut lagi dan ikut lagi.
Nama Hikmah mulai dikenal sebagai penyanyi berbakat ketika sering membawakan lagu Sitti Nurhaliza dan meraih juara, sehingga suaranya dianggap mirip penyanyi Malaysia itu. Bahkan ketika Hikmah menjadi vokalis sebuah band remaja dan ikut festival, ia berkal-kali meraih the best vocal (vokalis terbaik). Menyaksikan gelagat itu, orangtuanya mulai berubah pikiran. “Kalau memang ingin jadi penyanyi, yaaa apa namanya itu yang profesional dan ada masa depannya,” ujar ayahnya ditirukan Hikmah.
Merespon sikap orangtua itu Hikmah mulai lega. ketika itu, Hikmah remaja merupakan siswa SMAN Pangkajene Sidrap. Karena keinginan kuat dan kegigihannya, setiap pulang sekolah Sabtu sore, meluncur ke Makassar ikuti pendidikan vokal di Yamaha Musik dengan guru vokal dari Jakarta. Besoknya, Minggu sore, usai pelatihan vokal balik lagi ke Sidrap untuk masuk sekolah Senin paginya.
“Berat memang, pak, tapi sekali lagi Hikmah tak mau menyerah apapun tantangannya,” ujarnya tegar. Basic
Pop Yang Dangdutan.
Hikmah saat melantunkan suara emas (FOTO : DOK. KEL/MNC)
Bila ditelusuri kesuksesan Hikmah, orang bilang tak seperti hujan jatuh dari langit. Dari kecil, ketika teman – temannya di zona nyaman menikmati hari liburnya, Hikmah justru memanfaatkan hari libur itu untuk menatap kariernya ke depan. Ia rela bekerja keras, sabar, tekun disertai doa orangtua. Bahkan Hikmah mengaku sering dicemburui dan dihalang – halangi tapi Hikmah tetap berpikiran positif sebagaimana doktrin sang ayah untuk tak menaggapi yang begitu.
Begitu Indosiar membuka audisi lagu – lagu pop bertajuk AFI (Akademi Fantasi Indosiar), Hikmah pun mencoba peruntungan. Keluarga dan handaitolan tercengang. Sebab untuk pertama kalinya Hikmah secara siaran langsung tampil menyanyi di televisi, karena berhasil lolos mewakili kawasan Timur Indonesia bersama 2 kontestan lainnya. Hanya, gregat AFI kemudian surut, sehingga jalur pop tak berlanjut.
Tahun-tahun berikutnya, ketika itu Hikmah sebagai mahasiswa Fak MIPA Unhas. Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), sekarang Mnc TV, membuka audisi di jalur dangdut labelnya Kdi (Kontes Dangdut Indonesia). Sekarang terbalik, justru orangtua menyarankan Hikmah ikuti kontes dangdut. tapi Hikmah enggan dengan alasan basicnya pop. “Kan dasarmu sudah ada. Siapa tahu rezkimu si situ, nak, ” hemat ibunya.
,Ringkasnya, Hikmah hanya menghapal dua – tiga lagu dangdut kemudian didorong orangtuanya untuk ikut. Ternyata, tim penilai audisi dari Jakarta menilai karakter dan warna vokal yang bisa dibina. Keputusan yuri tak bisa diganggu gugat, Hikmah akhirnya lolos ke Jakarta. “Kenapa Hikmah bisa lolos padahal banyak lagu tidak na hapal, ” ujar seorang peserta audisi yang tidak lolos. “Suaranya tauwwa bagus, “kata seorang penonton yang menyaksikan audisi.
Di Jakarta dengan persaingan yang ketat dari kontestan seluruh Indonesia, Hikmah resmi menjadi artis Kdi 5 tahun 2008. Dan langsung dikontrak oleh Star Media Nusantara, managemen artis MNC Group selama 2 periode (2 tahun). Ditanya tentang mottonya dalam mengarungi kehidupan, Hikmah menjawab pintas. “Hidup ini untuk berarti dan bermanfaat, ” ujarnya simpel(bersambung).
Hikmah di rumah kediaman Makassar bersama ibunya, Nurhayati.MS (tengah) diapit kedua adiknya putra dan putri. (FOTO : DOK.KEL/MNC)