MATENG, MNC – Maraknya kasus Kekerasan Seksual di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), semakin memprihatinkan.
“Saya menilai tindakan pelecehan dan kekerasan seksual, di Sulawesi Barat sudah mencapai fase darurat”.
Beberapa bulan terakhir ini marak kasus kekerasan seksual, baik kepada anak, juga perempuan. Itupun hanya yang terpublikasikan bagaimana dengan yang masih bungkam.
“Saya yakin sekarang ini banyak terjadi di sekitar kita, tetapi pada faktanya korban-korban tidak mau speak up. Mungkin karena beban moral (Siri’) ataupun tekanan lain yang di terimanya.
Dengan adanya kasus TPKS yang bahkan sampai menewaskan seorang gadis muda asal Mamasa, kemudian baru-baru ini seorang anak di perkosa oleh 3 laki-laki dewasa di Mamuju.
“Saya sebagai perempuan mengecam keras dan mengutuk tindakan pelaku. Mendesak pihak kepolisian untuk segera mengusut tuntas semua kasus TPKS, dan memberikan sanksi yang seberat-beratnya kepada pelaku.
Kehadiran UU TPKS harus dimaknai sebagai produk hukum yang melindungi korban kekerasan Seksual untuk mencegah, menangani segala bentuk kekerasan seksual, melindungi, dan memulihkan korban kekerasan seksual.
“Saya harap siapapun yang merasa menjadi korban TPKS Harus berani Speak Up, dengan begitu ia akan segera tertangani. Karena diam hanya akan menjadikan predator seks semakin senang, dan menganggap dirinya diberikan ruang oleh korban.
Ini juga warning untuk Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, baik di Provinsi maupun di Kabupaten untuk lebih bekerja giat lagi mengedukasi, agar korban-korban tidak bertambah banyak.
“Karena korban kekerasan seksual tidak akan pernah sembuh sampai mati, dia akan bawah terus traumanya”. (Wentri – Wartawati MERPOS)