NABIRE PAPUA, MNC. – Warga Kerukunan Keluarga Hikmah (Maspul)Ai??Kabupaten Nabire mendukung sepenuhnya organisasi Kerukunan Keluarga Pattinjo Nabire yang baru saja dikukuhkan lembaga dan pengurusnya.
Ketua HIKMA Nabire H. Syafaruddin, AKP, M. Kes menjelaskan, dalam sejarah HIKMA Nabire, dari empat pilar yang sudah ada yaitu; HIKMA Duri, Enrekang, Kabere dan Maiwa. Namun, baru kerukunan Pattinjo yang minta dikukuhkan oleh Pengurus HIKMA.
Sebab itu, pihaknya minta agar warga KKP segera terlibat langsung dalam kegiatan HIKMA seperti pembersihan pekuburan umumAi?? HIKMA di Wadio Pantai, Kelurahan Kalibobo.
Dikatakan, masyarakat Pattinjo sudah lima puluh tahun lebih merantau di Nabire, barulah terbentuk organisasi paguyubannya. Namanya ; Kerukunan Keluarga Pattinjo disingkat KKP.
Pembetulan.
Naskah berikut ini sdh tayang pada edisi 2 April 2018 namun terjadi kekeliruan pemuatan. Untuk itu, kami tayang ulang. Dengan demikian kekeliruan telah diperbaiki. Terima kasih. (Redaksi)
Ketua Tim Formatur, Drs. Abdul Harib, MM didampingi bendahara tim formatur, Andi Mukmin Ali Baba mengatakan, pertemuan di rumah almarhum Amir BS itu, rapat akbar warga Pattinjo seAi?? kab. Nabire dalam bentuk “cado’ sipulung”.
“Cado Sipulung”, kata Harib, berasal dari bahasa Pattinjo yang artinya duduk berkumpul atau duduk bersama. Hal iniAi?? merupakan tradisi leluhurAi?? Pattinjo ratusan tahun silam danAi??Ai?? masih dipertahankan hingga saat ini dalam memutuskan suatu masalah bersama-sama.
“Setelah menemui beberapa sesepuh Pattinjo di Kota Emas Nabire dan telah melalui perdebatan panjang, akhirnya diputuskan aklamasi,Ai?? Musagani Manisi, SH sebagai ketua Kerukunan Keluarga Pattinjo Kabupaten Nabire”, papar Harib, guru SMAN 2 Distrik Wanggar ini.
Pengurusnya yang sudah terbentuk sebelumnya. Komposisinya disusun ketua terpilih bersama tim formatur. melaluiAi?? forum Akbar ini baru saja dikukuhkan. Selain dihadiri tiga ratusan warga Pattinjo, juga diikuti pengurus paguyuban Hikmah (Maspul) dan paguyuban Pasirapi (Parepare, Sidrap, Pinrang).
Pengukuhan pengurus Kerukunan Keluarga Pattinjo Nabire itu, berbeda dengan kebiasaan organisasi lainnya.
Di KKP Nabire, meski sudah terpilih dan komposisinya sudah tersusun, kalau mayoritas anggota yang hadir menolak,Ai?? maka pengukuhan ditangguhkanAi?? untuk pemilihan ulang.
Abdul Harib, MM menjelaskan, pertemuan di rumah almarhum Amir BS itu, rapat akbar warga Pattinjo seAi?? kab. Nabire dalam bentuk “cado’ sipulung” (duduk bersama). “Cado Sipulung”Ai?? merupakan tradisi leluhurAi?? Pattinjo ratusan tahun silam danAi??Ai?? masih dipertahankan hingga saat ini dalam memutuskan suatu masalah bersama-sama.
Ketua KKP periode pertama MusaganiAi?? mengungkapkanAi?? perasaannya. “Saya merasa terharu bahagia sekaligusAi?? bangga, organisasi paguyuban ini dapat terbentuk dengan dukungan dari banyak pihak”, ujar Musa dengan mata berkaca-kaca.
Musagani, ayah dari delapan putra putrinya itu betnostalgia. Saat itu,Ai?? ia dan ibu serta adek menumpang KM Karawati. Jarak Makassar Biak, saat itu ditempuh sekitar 5 bulan lamanya. “Jadi ibu saya melahirkan adik bungsu di kapal tersebut. Sehingga kapten kapal memberinya nama Kurniawati (karunia KM Karawati,” cerita alumni Fakultas Hukum Universitas 45 Makassar itu.
Musagani, mantan wartawan Berita Kota Makassar ini berharap dapat mempersatukanAi?? warga Pattinjo yang jumlahnya ditaksir sekitar 300 KK lebih dan tersebar di wilayah Kota Nabire, Kabupaten Nabire dan Kabupaten Paniai, Provinsi Papua.
“Saya dan para pengurus bertekad mempersatukan uang cerai berai tetsrbut melalui Kerukunan Keluarga Pattinjo yang berpusat di Kota Nabire dengan motto; “ToBaNa” (Tolong Menolong, Bsntu.mrmvantu dan Nasehat menasehati)”, jelas Musa Gani yang saat ini terdaftar sebagai Wartawan MERPOSnews.com Nabire dan Papua.
Ditambahkan, warga Pattinjo yang merantau ke Nabire terjadi dua gelombang. Pertama tahun 1960 sampai 1970. Kedua, tahun 1970 sampai 1980. Saat itu, mereka hanya puluhan KK dan berdomisili di Oyehe, distrik Nabire, Kabupaten Paniai. (Rifkah Azizah Ibrahim)