PINRANG, MNC – Mengambil hikmah dibalik Ujian Covid 19 untuk bermuhasabah diri dan keluarga demi meningkatkan taqwa kepada Allah Subehanahu wata ‘ala.
Ujian Covid 19 yang telah mewabah, sangat dirasakan mencekam oleh sebagian orang di dunia. Disamping itu, covid 19 mengharuskan pemerintah menutup rumah-rumah ibadah sebagai upaya untuk memutus rantai penyebaran CoronaVirus atau Covid 19.
Keputusan pemerintah yang ditindak lanjuti dengan surat edaran yang mengharuskan kepada umat muslim untuk melaksanakan shalat tarwih dirumah, tentu sudah dipertimbangkan dengan pemikiran yang sangat bijak untuk bagaimana agar Covid 19 yang sedang mewabah ini tidak meluas ditengah-tengah hidup kehidupan bermasyarakat. Pemerintah tentu tidak hanya memikirkan keselematan warga muslim akan tetapi keselematan seluruh rakyat Indonesia.
Lalu bagaimana umat Islam menyikapi surat edaran pemerintah tersebut ?
Sebagai orang yang beriman, tentu kita harus ber baik sangka bahwa apa yang telah dilakukan pemerintah, bukanlah sesuatu bebtuk intimidasi terhada warga negara khuausnya umat Islam yang telah memasuki bulan Ramadan, dimana aktivitas Ibadah dibatasi untuk melakukannya dirumah bersama keluargan. Perlu digaris bawahi bahwa Covid 19 ini telah menelan banyak korban jiwa dan membawa dampak buruk bagi prekonomian Indonesia.
Covid 19 ini bukan karena kemauan pemerintah, tapi itu adalah Ujian dari Allah subehanahu wata ‘ala. Oleh karena itu, sebagai orang yang beriman kita tidak boleh berfikiran negatif terhadap apa yang telah menjadi kebijakan pemerintah untuk dipatuhi. Karena semuai itu bertujuan untuk keselamatan jiwa umat islam itu sendiri dan keselamatan seluruh rakyat Indonesia pada umumnya.
Ujian Covid 19 yang mewabah bertepatan dengan Bulan Ramadhan, tentu merupakan sesuatu hal yang dampaknya sangat dirasakan oleh umat Islam. Suasana Bulan Ramadhan tidak lagi dirasakan seperti tahun-tahun sebelumnya, Mesjid-Masijid menjadi sunyi dari kegiatan ritual Ibadah salah satunya adalah pelaksanaan shalat berjamaah di Masjid.
Ceramah-Ceramah tarwih sesudah shalat fardhu berjamaah Isya tidak lagi terdengar dimasjid. Semua itu perlu menjadi bahan perenungan bagi kita bahwa ujian Allah subehanahu wata ‘ala terhadap hambanya adalah bentuk kasih sayang-Nya terhadap hambanya.
Mungkin Bulan Ramadhan yang telah kita lewati tahun-tahun sebelumnya, kita hanya menyambutnya dengan rasa gembira tampa menunjukkan bahwa Bulan Ramadhan ini merupakan Hadiah bulan yang penuh berkah bagi kita umat Islam, namun kita hanya mengisinya dengan sekedar seremonial ibadah sebagai gugur kewajiban belakan, tampa bersunggu-sungguh mengisinya dengan memperbanyak ibadah di dalamnya.
Oleh karena itu, Ujian Allah sebehanahu wata ‘ala berupa Covid 19 yang bertepatan dengan Bulan Ramadhan ini, dimana mengharuskan kita untuk melaksanajannya dirumah bersama anggota keluarga.
Kita harus ber baik sangka kepada Allah Subehanhu wata ‘ala bahwa ujian Covid 19 ini, menuntut kita semua sebagai orang Islam yang mengaku beriman kepada-Nya, khususnya Kaum Laki-Laki yang telah menyatakan diri telah beriman dan sebagai pemimpin dalam rumah tangga Untuk membuktikan bahwa kita mampu menjadi Imam memimpin shalat berjamah dirumah dalam kedaan darurat seperti sekarang ini.
Firman Allah: “ Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (Alankabut :2 )
Firman Allah yang lain,
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.
(Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir” (Albaqarah : 286)
Dengan demikian, Jika semua Laki-Laki muslim yang telah berkeluar menyadari bahwa kebaikan keluarga akan berpengaruh kepada kebaikan masyarakat, dan kebaikan masyarakat akan berpengaruh kepada kebaikan negara.
Oleh karena itulah agama Islam banyak memberikan perhatian masalah perbaikan keluarga. Di antara perhatian Islam adalah bahwa seorang laki-laki, yang merupakan kepala rumah tangga, harus menjaga diri dan keluarganya dari segala perkara yang akan menghantarkan menuju neraka. Marilah kita perhatian perintah Allâh Yang Maha Kuasa berikut ini:
: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [at-Tahrîm/66:6]
firman Allâh yang lain.
: وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
:مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِى الْمَضَاجِعِ
Perintahkanlah anak-anak kalian shalat ketika berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika berumur sepuluh tahun (jika mereka enggan untuk shalat) dan pisahkanlah mereka di tempat-tempat tidur mereka masing-masing. [HR. al-Hâkim, Ahmad dan Abu Dâwud; disahihkan al-Albâni dalam al-Irwâ`]
Mengajari ibadah kepada anak-anak bukan hanya shalat, namun juga ibadah-ibadah lainnya. Demikian juga (anak-anak dilatih) tentang puasa, agar hal itu menjadi latihan baginya untuk melaksanakan ibadah, supaya dia mencapai dewasa dengan selalu melaksanakan ibadah dan ketaatan, serta menjauhi kemaksiatan dan meninggalkan kemungkaran, dan Allâh Yang Memberikan taufiq
Semoga ada manfaatnya.
(ASWAR AZHAR MNC)